Ketiga, adalah terganggunya kinerja ekspor Indonesia ke negara yang berdekatan dengan kawasan Timur Tengah seperti negara-negara Afrika dan Eropa.Terganggunya kinerja ekspor pun bakal membuat pertumbuhan ekonomi melambat di kisaran 4,6% sampai 4,8% pada 2024.Â
Sementara dampak keempat, adalah terdorongnya angka inflasi karena kenaikan harga energi yang membuat tekanan daya beli masyarakat semakin besar.
Rantai pasok global yang terganggu perang membuat produsen harus cari bahan baku dari tempat lain, tentu biaya produksi yang naik akan diteruskan ke konsumen.
Adapun Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Esther Sri Astuti, menjelaskan bahwa konflik Iran-Israel tentu bakal berpengaruh terhadap perekonomian Indonesia, khususnya untuk harga energi. Hal ini dikarenakan Indonesia masih mengimpor minyak mentah meski mempunyai sumber minyak detikcom, (16/4/2024).
Eskalasi Konflik Iran vs Israel : Ekonomi RI Kian Melambat.
Esther menilai ada sejumlah langkah yang harus diambil pemerintah untuk mengantisipasi hal itu. Terutama merevisi asumsi indikator makro ekonomi di APBN tentang harga minyak mentah dan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. Apalagi besarnya cicilan utang luar negeri dan bunganya juga meningkat. Belum lagi berbagai belanja pemerintah terkait infrastructure dan belanja pembangunan lainnya juga akan meningkat.
Oleh karena itu caranya harus mengalokasikan anggaran ke aktivitas yang produktif sehingga menghasilkan income lebih banyak, kemudian mendorong ekspor produk industri dalam negeri, serta mengelola pengelolaan anggaran secara efisien.
Dampak Iran-Israel ke Menguatnya Dolar AS.
Menguatnya dolar AS imbas konflik Iran-Israel pun juga berdampak signifkan terhadap perekonomian Indonesia. Menurut Ekonom senior INDEF Tauhid Ahmad ada sejumlah dampak yang akan dirasakan oleh Indonesia, yang paling utama harga minyak akan naik. Kenaikan harga minyak diyakini akan meningkatkan dana subsidi untuk BBM. Baca : Â https://finance.detik.com (17 Apr 2024).
Menurut Bambang, dengan kondisi seperti saat ini, menurutnya kenaikan suku bunga oleh Bank Indonesia juga tidak akan memberikan banyak pengaruh untuk menguatkan rupiah.Â
Lanjut menyebutkan investor dapat mencermati tiga sektor saham yakni komoditas, finansial, dan konsumer untuk beberapa waktu ke depan. Adapun saham lainnya perlu dihindari dahulu. Baca; bisnis.com/read/20240417).