Berselang beberapa bulan kemudian terdengarlah kabar, bahwa, ibunya meninggal. Dan akhirnya ia pun memilih pulang untuk melihat wajah ibunya yang terakhir kalinya.Â
Sesampai ia dikampung halamannya. Ia pun sempatkan waktunya untuk berziarah ke makam ibunya dan juga ayahnya.Â
kini ia hanyalah sebatang kara, sebab ia sudah tak punya siapa-siapa lagi di kampungnya.
Dan pada akhirnya ia pun memutuskan untuk meninggalkan lagi kampung halaman-nya untuk yang kesekian kalinya itu.
Bergerilya ke berbagai pedesaan, pulau, dan kota-kota besar lainnya, seperti Jawa, termasuk Kota Yogyakarta saat ini.
Setelah meninggalkan kampung halamannya di tahun 2015 silam itu. kini semua nomor kontak keluarga, bahkan media sosialnya pun ia putuskan dan memilih untuk tak lagi memberitahukan keberadaannya, apalagi menanyakan kabar  keluarga di kampung halamannya hingga saat ini.
Tidak hanya itu, bahkan setingkat kos-kosannya yang berada di Yogyakarta yang ia tempati pun tak ada satupun di antara semua orang  yang tahu hingga saat ini.
 Karena memang prinsipnya ia dari dulu suka memendamnya sendiri, dan pandai menyembunyikan kesemuanya, termasuk menyembunyikan kesedihan dan menjahit  lukanya-nya sendiri.
Ketika dia memberikan website-nya yg walaupun hanya nama Semarang yg selalu ia sematkan..Namun bagiku itu cukup untuk menjajaki tulisan-tulisan dan puisinya.Â
Dan dia mengatakan; Bang kalo "bang mau baca tulisan dan puisi-puisiku", bang buka aja blog, websiteku "Olien Ibrahim" ujarnya.
Pada akhirnya aku pun menulis nama blog dan websitenya, dan memulai menjelajahinya. Â Memang, aku menemukan nama blog dan websitenya, lalu membaca-bacanya.