Empat hari menjelang peringatan Kemerdekaan Republik Indonesia, tepatnya Minggu (13/8/2107) saya memenuhi ajakan wartawan senior Hadiaman Santoso. Dia ini wartawan Sinar Harapan, lalu Suara Indonesia, dan terakhir sebagai redaktur halaman daerah Harian Surya.
Si Om, demikian kawan-kawan terbiasa memanggil Hadiaman Santoso, semula tidak berterus terang hendak kemana. Sesudah berkendara kira-kira satu jam dari Surabaya, termasuk melintasi Jembatan Suramadu, akhirnya ketahuan kalau tujuan sebenarnya makan siang di Warung Bebek Sinjay, Bangkalan-Madura.
Dua orang sudah terlihat menunggu di pelataran parkir, masing-masing M. Goffar --pemilik warung dan Aqua Dwipayana, motivator --penulis tetralogi Berani Memulai Bisnis, Berhenti Kerja Dunia Tidak (Akan) Kiamat,Berhenti Kerja Semakin Kaya, dan The Power Of Silaturahim.
Ya, berjumpa dengan pemilik Bebek Sinjay dan motivator Aqua Dwipayana memang tanpa kesengajaan. Di medsos (baca, instagram) secara singkat saya menulis;
Tanpa sengaja bertemu motivator Aqua Dwipayana dan M. Goffar, owner "Bebek Sinjay" kemudian diajak singgah ke rumahnya adalah sebuah berkah...
Mendengarkan Aqua Dwipayana dan belasan cerita suka-duka M. Goffar adalah sebuah anugerah...
"Saya pernah hendak 'dipalak' pejabat..."
"Saya pernah hendak 'diduitin' sahabat..."
Setelah foto Bebek Sinjay berikut nama yang saya sebut diatas terposting, muncul beragam komentar:
"Wah, jadi buku Mas...mantap" tulis Yusron Aminulloh, Master Trainer MEP (Menebar Energi Positif) Training Center. Yusron adik kandung ke 9 dari Emha Ainun Nadjib atau biasa dikenal dengan sebutan Cak Nun.
"Sebuah ketanpasengajaan yang aduhai" tulis Budiono Sukses, seorang aktivis penyiaran lulusan Fakultas Teknik Industri Institut 10 Nopember Surabaya.