Epilog
Nah, apa kesimpulannya? Apakah Kurikulum Merdeka tidak menggunakan prinsip-prinsip deep learning? Kurikulum Merdeka yang diterapkan diinisiasi oleh Mas Menteri Nadiem (Kemendikbudristek) sebenarnya telah mengintegrasikan banyak elemen pendekatan pembelajaran Deep Learning. Melalui Standar Proses dan Panduan Pembelajaran, pendekatan seperti Project-Based Learning, Inquiry-Based Learning, dan asesmen berbasis autentik memungkinkan siswa untuk belajar secara mendalam, bermakna dan menyenangkan. Dengan demikian, Kurikulum Merdeka mendukung pengembangan keterampilan abad ke-21, seperti berpikir kritis, kolaborasi, dan kemampuan memecahkan masalah, yang merupakan inti dari Deep Learning.
Persoalan utama sebenarnya bukan pada pendekatan dan strategi pembelajaran yang sebenarnya berputar-putar pada muara yang sama. Persoalan sebenarnya ada pada guru. Keberhasilan implementasi pendekatan ini sangat bergantung pada kesiapan guru dalam merancang pembelajaran yang sesuai serta dukungan fasilitas pendidikan yang memadai. Mari kita hebatkan guru. Apapun kurikulum dan pendekatannya, gurulah poros mutu sekaligus inti persoalan Pendidikan selama ini. Wallaahu a'lam.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI