Mas Nadiem (mantan Mendikbudristek) membuat gebrakan dengan kebijakan Merdeka Series-nya yang menurut saya memberikan warna inovatif (bukan sekadar upaya involutif, mengulang-ulang kebijakan) di dunia Pendidikan Indonesia. Salah satunya adalah Kurikulum Merdeka. Kurikulum Merdeka merupakan inovasi kebijakan pendidikan yang memberikan keleluasaan kepada satuan pendidikan dalam menyusun pembelajaran sesuai dengan kebutuhan siswa.
Dalam implementasinya, Kurikulum Merdeka setidaknya mengacu pada Standar Proses sebagaimana diatur dalam Permendikbud Nomor 16 Tahun 2022 dan Panduan Pembelajaran dan Asesmen. Nah, pada artikel singkat ini saya ingin menganalisis, apakah dalam Kurikulum Merdeka belum menggunakan prinsip-prinsip pendekatan Deep learning?
Â
Pendekatan pembelajaran Deep Learning, sebagaimana disampaikan Kemendikdasmen, merupakan pendekatan yang ingin menciptakan suasana belajar dan proses pembelajaran berkesadaran (mindful), bermakna (meaningful) dan menggemberikan (joyful) melalui olah piker (intelektual), olah hati (etika), olah rasa (estetika), dan olah raga (kinestetik) secara holistik dan terpadu.
Dari definisi di atas, kita bisa menangkap prinsip-prinsip pembelajaran deep learning, yaitu berkesadaran, bermakna, dan menggemberikan. Â Berkesadaran (mindful) merupakan pengalaman peserta didik yang diperoleh Ketika memiliki kesadaran untuk menjadi pembelajarn yang aktif dan mampu meregulasi diri. Peserta didik memahami tujuan pembelajaran, termotivasi secara instrinsik untuk belajar, serta aktif mengembangkan strategi belajar untuk mencapai tujuan.
Bermakna (meaningful) adalah prinsip pembelajaran Dimana peserta didik dapat menerapkan pengetahuannya ke dalan situasi nyata. Â Peserta didik tidak hanya sekadar menguasai konten belajar, namun harus mampu mengaplikasikan pengetahuaannya. Dan prinsip ketiga adalah menggembirakan (joyful), yaitu pembelajaran yang menggembirakan dimana guru dan murid mampu menciptakan suasana belajar yang positif, menantang, menyenangkan dan memotivasi. Rasa senang dalam belajar ini membantu peserta didik terhubung secara emosional, sehingga lebih mudah memahami, mengingat, dan menerapkan pengetahuan.
Dari aspek pengalaman belajar, Kemendikdasmen menyampaikan bahwa pengalaman belajar yang harus ada dalam pendekatan deep learning setidaknya tiga, yaitu tahap memahami, mengaplikasi dan merefleksi. Tahap Memahami merupakan tahap awal peserta didik secara aktif mengkonstruksi pengetahuan agar dapat memahami secara mendalam konsep atau materi dari berbagai sumber dan konteks. Pengetahuan pada fase ini terdiri dari pengetahuan esensial (foundational knowledge), pengetahuan aplikatif (applied knowledge) dan pengetahuan nilai dan karakter (humanistic knowledge).
Tahap Mengaplikasi, merupakan tahapan pengalaman belajar yang menunjukkan aktivitas peserta didik mengaplikasikan pengetahuan dalam kehidupan secara kontekstual. Murid mengaplikasikan pengetahuan yang diperolehnya melalui pendalaman pengetahuan (extending knowledge). Sedangkan Tahap Merefleksi merupakan proses dimana peserta didik mengevaluasi dan memaknai proses serta hasil Tindakan atau praktik nyata yang telah mereka lakukan. Tahap refleksi ini melibatkan regulasi diri (self regulation) sebagai kemampuan individu untuk mengelola proses belajarnya secara mandiri, meliputi perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan evaluasi terhadap cara belajar mereka.
Analisis Kurikulum MerdekaÂ
Sekarang, mari kita coba bedah pendekatan yang digunakan Kurikulum Merdeka. Dalam Permendikbudristek nomor 16 tahun 2022 tentang Standar Proses, dijelaskan bahwa dalam Kurikulum Merdeka mengedepankan pembelajaran yang berpusat pada murid. Proses pembelajaran diselenggarakan dalam suasana belajar yang interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi Peserta Didik untuk berpartisipasi aktif dan memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik, serta psikologis Peserta Didik. Pelaksanaan pembelajaran sebagaimana dimaksud dilakukan oleh Pendidik dengan memberikan keteladanan, pendampingan dan fasilitasi.
Prinsip pembelajaran Kurikulum Merdeka dalam Standar Proses ini kemudian diterjemahkan secara rinci dalam buku Panduan Pembelajaran dan Asesmen yang dilengkapi dengan contoh perencanaan, pelaksanaan dan asesmennya. Dalam dokumen tersebut, disebutkan bahwa proses pembelajaran harus berorientasi pada capaian pembelajaran yang memuat kompetensi esensial, menggunakan pendekatan berbasis proyek (project-based learning), penemuan (inquiry-based learning), dan kolaborasi, dan memfasilitasi siswa untuk belajar secara aktif melalui eksplorasi, elaborasi, dan refleksi.
Pendekatan-pendekatan ini mencerminkan elemen utama dari Deep Learning, terutama dalam hal mendorong siswa untuk terlibat aktif dalam proses pembelajaran yang bermakna dan mendalam.
Panduan Pembelajaran dan Asesmen dalam Kurikulum Merdeka juga menekankan pentingnya asesmen diagnostik, formatif, dan sumatif untuk memahami perkembangan siswa. Pendekatan ini mendukung Deep Learning dengan cara Asesmen diagnostic untuk mengidentifikasi kebutuhan awal siswa agar pembelajaran lebih relevan, Asesmen formatif untuk memberikan umpan balik selama proses pembelajaran untuk meningkatkan pemahaman serta Asesmen sumatif berbasis autentik untuk mengukur capaian siswa melalui tugas-tugas yang relevan dengan dunia nyata.
Selain itu, adanya Profil Pelajar Pancasila dalam Kurikulum Merdeka memperkuat integrasi nilai-nilai karakter, keterampilan berpikir kritis, dan kemampuan problem-solving, yang merupakan inti dari Deep Learning.
Ditinjau dari aspek strategi pembelajaran, Kurikulum Merdeka menggunakan banyak strategi pembelajaran yang mencerminkan pendekatan Deep Learning. Beberapa strategi pembelajaran yang dianjurkan dalam implementasi Kurikulum Merdeka diantaranya:
1. Differentiated Instruction, Guru menyesuaikan strategi pembelajaran dengan kebutuhan, minat, dan kemampuan siswa, sehingga memastikan semua siswa mendapatkan pengalaman belajar yang bermakna.
2. Project-Based Learning (PjBL), Siswa belajar melalui penyelesaian proyek yang relevan dengan kehidupan mereka. Misalnya, siswa dapat merancang solusi untuk masalah lingkungan di sekitar sekolah, yang melibatkan penelitian, analisis data, dan presentasi.
3. Inquiry-Based Learning, Pembelajaran dimulai dengan pertanyaan mendalam yang diajukan oleh siswa atau guru. Misalnya, dalam pembelajaran sains, siswa diajak untuk merumuskan hipotesis dan melakukan eksperimen untuk menjawab pertanyaan tersebut.
4. Collaborative Learning, Siswa bekerja dalam kelompok untuk menyelesaikan tugas bersama, sehingga meningkatkan keterampilan komunikasi, kolaborasi, dan pemecahan masalah.
5. Pembelajaran Berbasis Konteks, (Contextual Learning), Materi pembelajaran dikaitkan dengan situasi nyata atau lokal, sehingga siswa dapat mengaplikasikan pengetahuan mereka dalam kehidupan sehari-hari.
Epilog
Nah, apa kesimpulannya? Apakah Kurikulum Merdeka tidak menggunakan prinsip-prinsip deep learning? Kurikulum Merdeka yang diterapkan diinisiasi oleh Mas Menteri Nadiem (Kemendikbudristek) sebenarnya telah mengintegrasikan banyak elemen pendekatan pembelajaran Deep Learning. Melalui Standar Proses dan Panduan Pembelajaran, pendekatan seperti Project-Based Learning, Inquiry-Based Learning, dan asesmen berbasis autentik memungkinkan siswa untuk belajar secara mendalam, bermakna dan menyenangkan. Dengan demikian, Kurikulum Merdeka mendukung pengembangan keterampilan abad ke-21, seperti berpikir kritis, kolaborasi, dan kemampuan memecahkan masalah, yang merupakan inti dari Deep Learning.
Persoalan utama sebenarnya bukan pada pendekatan dan strategi pembelajaran yang sebenarnya berputar-putar pada muara yang sama. Persoalan sebenarnya ada pada guru. Keberhasilan implementasi pendekatan ini sangat bergantung pada kesiapan guru dalam merancang pembelajaran yang sesuai serta dukungan fasilitas pendidikan yang memadai. Mari kita hebatkan guru. Apapun kurikulum dan pendekatannya, gurulah poros mutu sekaligus inti persoalan Pendidikan selama ini. Wallaahu a'lam.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI