6. Kolaborasi dan Diskusi Kelompok: Pembelajaran yang melibatkan kolaborasi antar siswa dapat memperdalam pemahaman mereka. Diskusi kelompok memungkinkan siswa untuk saling bertukar perspektif, mempertanyakan ide-ide, dan membangun pemahaman yang lebih kuat tentang materi. Diskusi ini juga dapat memperkaya pengalaman belajar dengan memaksa siswa untuk menjelaskan dan mengartikulasikan pengetahuan mereka dengan cara yang lebih jelas dan terstruktur.
7. Evaluasi yang Menilai Pemahaman, bukan Hanya Hafalan: Penilaian yang hanya menguji kemampuan menghafal informasi terbatas pada pendekatan pembelajaran dangkal. Sebaliknya, penilaian yang menilai pemahaman konsep dan kemampuan siswa untuk menerapkan pengetahuan dalam konteks yang berbeda dapat mendorong pembelajaran mendalam.
8. Memberikan Umpan Balik yang Konstruktif: Umpan balik yang membangun sangat penting untuk mendorong siswa agar terus mengembangkan pemahaman mereka. Umpan balik ini harus bersifat reflektif, memberikan siswa wawasan mengenai pemahaman mereka tentang materi, dan menyarankan cara-cara untuk mendalami topik lebih lanjut.
9. Fostering Reflection and Self-Regulation: Pembelajaran mendalam juga dapat didorong dengan memberi siswa kesempatan untuk merefleksikan proses belajar mereka. Misalnya, dengan memberikan umpan balik yang konstruktif, serta memberi ruang bagi siswa untuk mengatur cara mereka belajar, dapat membantu mereka mengembangkan pemahaman yang lebih dalam.
Epilog
Marton dan Salj (1976) memberikan dasar pemahaman yang kuat tentang pentingnya pembelajaran mendalam dalam pendidikan. Deep learning bukan hanya tentang menghafal fakta, tetapi tentang memahami hubungan antar konsep, berpikir kritis, dan menghubungkan pengetahuan dengan pengalaman nyata. Dengan menerapkan strategi-strategi pembelajaran yang menantang siswa untuk berpikir lebih dalam, seperti pembelajaran berbasis masalah, diskusi kelompok, dan pemberian umpan balik yang konstruktif, pendidik dapat menciptakan lingkungan yang mendukung pembelajaran mendalam yang lebih efektif dan bermakna.
Referensi
1. Marton, F., & Salj, R. (1976). "On qualitative differences in learning: I---Outcome and process". British Journal of Educational Psychology, 46(1), 4--11.
2. Biggs, J. (1999). What the student does: Teaching for enhanced learning. Higher Education Research & Development, 18(1), 57-75.
3. Entwistle, N. (1981). Styles of learning and teaching: An integrated outline of educational psychology for students, teachers and lecturers. John Wiley & Sons.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H