Mohon tunggu...
Arif R. Haryono
Arif R. Haryono Mohon Tunggu... -

terkadang menulis, jarang bekerja, seringnya melamun dan bermimpi di siang bolong:....

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Tebar Kurban di Langsa: Memori Konflik dan Ikhtiar Berbagi hingga Pelosok

26 September 2015   12:53 Diperbarui: 26 September 2015   12:53 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

 

Sangat sulit. Gelapnya malam terlalu pekat. Hampir tak ada rumah yang dapat dijadikan sandaran cahaya. Tak perlu pula berharap pada penerangan publik. Tidak ada satu pun pancang besi yang dipasang oleh BUMN yang urusi listrik di negeri ini. Seperti tempat “Jin buang anak” saja, saya berseloroh dalam hati.

 

Indera lain mengambil peran. Penciuman saya merasakan wangi rumput liar. Sesekali terdengar jangkrik bersautan. 

 

Kita melewati padang rumput luas. Imajinasi saya bermain. Di kejauhan siluet berbentuk jejeran pohon menguatkan persepsi sementara saya.

 

“Ada apa bang dengan daerah ini?” tanya saya kemudian.

 

“Kita bisa dicurigai oleh TNI sebagai pemasok logistik untuk GAM. Tapi kalau tidak ditanya-tanya oleh tentara, kita bisa ketemu dengan anggota GAM dan dicurigai membantu TNI. Kalau tak pandai berkelit, hilang sudah nyawa kita”, pungkasnya dengan logat Aceh yang kental.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun