Ketenangan di depan gawang ~
Mungkin itu yang ada di benak kita semua melihat tayangan ulang gol Giovinco ke gawang Cagliari di Copa Italia Kamis dini hari (13/12) atau Rabu malam (12/12). Menerima bola liar hasil usaha Simone Padoin, Giovinco sempat mengecoh bek cagliari, sebelum akhirnya menyeploskan bola ke gawang Avramov.
Entah kebetulan atau tidak gol tersebut begitu akrab denganpemain pemiliki tinggi badan 1,64 meter ini.
- Giovinco mengenakan jersey #12
- Gol diciptakan pada tanggal 12 bulan 12 tahun 2012 (12/12/12)
- Gol tercipta pada menit 12 di babak kedua;
- atau pun dibaca dalam hitungan waktu di menit 57 (5+7 = 12)
- Secara jumlah karakter, secondo tempo (babak kedua) memiliki 12 jumlah karakter
Inikah tapak tilas awal Giovinco sebelum pantas mewarisi sang legenda #10?
Di balik Bayang-bayang sang Maestro
The Odysseus of Giovinco. Kepulangan kembali dirinya setelah masa pengembaraan di Empoli dan Parma telah membuka ruang bermain yang lebih banyak Gio. Dus, pengalaman dan reflek bermain pun semakin meningkat. Namun, kepulangan Gio kali ini tak dibarengi dengan keberuntungan. Gio mendapatkan tekanan yang luar biasa dari luar lapangan. Tekanan itu bernama “Alessandro Del Piero”
Del Piero memang tak pernah secara spesifik menyebut nama penerusnya, lebih jauh sekalipun menyebut Gio sebagai pewaris #10. Banyak pihak bahkan melansir bahwa DNA #10 sudah terlalu kuat mematri dalam kepribadian dan karakter bermain il Capitano. Laiknya dialektika mencari pewaris Maradona di Argentina, perdebatan #10 Juventus akan terus berlanjut sampai para pendebat lelah sendiri. Entah kapan.
Mari menyimak data sejenak ~
Dalam 6 musim-nya bermain, (2012/2013 adalah musim ke-7) Giovinco telah total mencetak 33 gol dari 156 kali bertanding di ajang Serie A, Coppa Italia, dan Uefa Champions League. Torehan yang tak terlalu istimewa bila dibandingkan dengan Del Piero yang – lucunya – juga sama-sama menempuh 156 kali bertanding namun dengan catatan yang lebih baik, 61 gol.
Selengkapnya bisa disimak tabel berikut
Data Statistik Alessandro Del Piero
Musim
Serie A
Cups
Eropa
Total
Main
Gol
Main
Gol
Main
Gol
Main
Gol
1991/1992
4
0
0
0
0
0
4
0
1992/1993
10
1
0
0
0
0
10
1
1993/1994
11
5
1
0
2
0
14
5
1994/1995
29
8
10
1
11
2
50
11
1996/1997
22
8
4
0
6
4
32
12
1997/1998
32
21
4
1
10
10
46
32
Kesimpulan: Total rerata gol/pertandingan selama 6 tahun awal Alex bermain: 61/156 = 0,39
Data Statistik Sebastian Giovinco
Musim
Serie A
Cups
Eropa
Total
Main
Gol
Main
Gol
Main
Gol
Main
Gol
2006/2007
3
0
0
0
0
0
3
0
2007/2008
35
6
1
0
1
0
37
6
2008/2009
19
2
3
1
5
2
27
3
2009/2010
15
1
0
0
4
0
19
1
2010/2011
30
7
2
0
0
0
32
7
2011/2012
36
15
2
1
0
0
38
16
Kesimpulan: Total rerata gol/pertandingan selama 6 tahun awal Giovinco bermain: 33/156 = 0,21
Tentu konsep perbandingan ini tak bisa dijadikan basis argumentasi yang kuat, mengingat komposisi tim kala Alex dan Gio bemain turut berpengaruh. Bisa saja kita berkilah Alex bisa membuat banyak gol karena didukung oleh barisan lapangan tengah yang mumpuni. Menyebut beberapa seperti Paolo Sosa, Deschamps, Zidane, Antonio Conte, dan sebagainya. Sementara Giovinco kebanyakan didukung oleh rekan tim medioker (di luar musim 2007/2008 tentunya). Tak heran, kala masih bermain bersama, Gio tak sekedar bertempur melawan tekanan mental fans sebagai “sang pewaris” namun ia pun harus menasbihkan dirinya sendiri di starting XI Juventus.
Jalan Panjang menuju Kepantasan
Kepantasan Gio sebagai pewaris #10 dalam hemat saya memang isu yang menarik. Secara mendasar Gio memang memiliki semua pra-syarat sebagai pewaris #10: produk asli akademi Juventus, skill teknik di atas rata-rata, visi bermain, kemampuan passing, akselerasi, dan – tentu saja – tendangan bebas yang mumpuni laiknya Alex. Tetapi isunya tak sesederhana itu
Juventus adalah klub profesional yang tak menyandarkan nasibnya pada hal picisan bernama “sentimentil”. Setiap pemain yang mengenakan jersey ini harus sadar bahwa mereka harus berjuang untuk mampu menembus starting line-up di tiap pertandingan, apapun konsekuensi dan usaha yang harus ditempuh. Ini tantangan terbesar Giovinco; membuktikan dirinya pantas dengan memberikan Juventus gol-gol penentu kemenangan dan berdiri menjulang sejajar dengan sang idolanya. Tugas Giovinco sebagai striker adalah mencetak gol, tak sekedar menari di atas lapangan. Gol ke Cagliari semalam tentu awal yang baik
Kini, tembok mental di balik bayang-bayang “sang kapten” sudah tak ada. Del Piero telah merintis karir di benua Kangguru. Semestinya tak ada lagi beban. Maka musim 2012/2013 adalah musim pembuktian kepantasan Giovinco atas #10. Pantas atau tidak, yang bisa dijadikan patokan adalah torehan gol Giovinco sebagai striker, bukan hal sentimentil semacam pra-syarat semata
Waktu yang akan menjawab, Gio adalah penerus Del Piero atau tak lebih sekedar Fabrizio Miccoli....
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H