Mohon tunggu...
Arif R. Haryono
Arif R. Haryono Mohon Tunggu... -

terkadang menulis, jarang bekerja, seringnya melamun dan bermimpi di siang bolong:....

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Menakar Giovinco: Jalan Panjang Menuju Kepantasan “#10”

14 Desember 2012   09:22 Diperbarui: 24 Juni 2015   19:40 819
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

2

1

0

0

38

16

Kesimpulan: Total rerata gol/pertandingan selama 6 tahun awal Giovinco bermain: 33/156 = 0,21

Tentu konsep perbandingan ini tak bisa dijadikan basis argumentasi yang kuat, mengingat komposisi tim kala Alex dan Gio bemain turut berpengaruh. Bisa saja kita berkilah Alex bisa membuat banyak gol karena didukung oleh barisan lapangan tengah yang mumpuni. Menyebut beberapa seperti Paolo Sosa, Deschamps, Zidane, Antonio Conte, dan sebagainya. Sementara Giovinco kebanyakan didukung oleh rekan tim medioker (di luar musim 2007/2008 tentunya). Tak heran, kala masih bermain bersama, Gio tak sekedar bertempur melawan tekanan mental fans sebagai “sang pewaris” namun ia pun harus menasbihkan dirinya sendiri di starting XI Juventus.

Jalan Panjang menuju Kepantasan
Kepantasan Gio sebagai pewaris #10 dalam hemat saya memang isu yang menarik. Secara mendasar Gio memang memiliki semua pra-syarat sebagai pewaris #10: produk asli akademi Juventus, skill teknik di atas rata-rata, visi bermain, kemampuan passing, akselerasi, dan – tentu saja – tendangan bebas yang mumpuni laiknya Alex. Tetapi isunya tak sesederhana itu

Juventus adalah klub profesional yang tak menyandarkan nasibnya pada hal picisan bernama “sentimentil”. Setiap pemain yang mengenakan jersey ini harus sadar bahwa mereka harus berjuang untuk mampu menembus starting line-up di tiap pertandingan, apapun konsekuensi dan usaha yang harus ditempuh. Ini tantangan terbesar Giovinco; membuktikan dirinya pantas dengan memberikan Juventus gol-gol penentu kemenangan dan berdiri menjulang sejajar dengan sang idolanya. Tugas Giovinco sebagai striker adalah mencetak gol, tak sekedar menari di atas lapangan. Gol ke Cagliari semalam tentu awal yang baik

Kini, tembok mental di balik bayang-bayang “sang kapten” sudah tak ada. Del Piero telah merintis karir di benua Kangguru. Semestinya tak ada lagi beban. Maka musim 2012/2013 adalah musim pembuktian kepantasan Giovinco atas #10. Pantas atau tidak, yang bisa dijadikan patokan adalah torehan gol Giovinco sebagai striker, bukan hal sentimentil semacam pra-syarat semata

Waktu yang akan menjawab, Gio adalah penerus Del Piero atau tak lebih sekedar Fabrizio Miccoli....

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun