Mohon tunggu...
Arif Budi Setiawan
Arif Budi Setiawan Mohon Tunggu... Psikolog - M.Psi., Psikolog

Psikolog Klinis Rumah Sakit Jiwa Daerah (RSJD) dr. Arif Zainuddin Surakarta | Psikolog Klinis Aplikasi Daring Alodokter http://s.id/telekonseling | Founder www.psikologklinis.com

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Turunkan Stres Remaja dengan Mindfulness

24 Oktober 2023   08:28 Diperbarui: 24 Oktober 2023   10:58 602
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kegiatan di atas bisa disebut sebagai pernyataan afirmasi positif ke diri sendiri, dan mempertanyakan mengenai kebenaran terkait pikiran negatif yang muncul. Pikiran apa yang muncul setelah melakukan kegiatan di atas? Apakah ada kesimpulan terkait diri sendiri? Misal ternyata saya orang yang berharga dan unik, atau saya ternyata telah melakukan upaya yang baik sebisaku, atau aku menyayangi diriku sendiri. Tulis 5 afirmasi positif tentang diri sendiri.

29) Merawat Diri Dibandingkan Menjadi Egois

Seringkali kita merasa egois ketika tidak mampu memenuhi ekspektasi orang lain, atau ketika kita tidak mampu membantu orang lain. Padahal sebenarnya kita juga sedang dalam kondisi yang kurang mendukung. Oleh karena itu, kita perlu bisa membedakan mana perilaku kita yang "egois" dan diri kita yang sedang "memperhatikan atau merawat diri sendiri". Kegiatan ini sering disebut sebagai self care. Self care dapat dilakukan dengan cara melakukan teknik mindfulness dan relaksasi, menetapkan tujuan yang realistis untuk diri sendiri, mengatakan hal baik ke diri sendiri, makan-makanan sehat, tidur cukup, olahraga rutin, menyayangi diri sendiri, dan meminta bantuan orang lain jika membutuhkan. Self care berbeda dengan kondisi egois, karena ketika kita sudah melakukan self care kita sudah berada dalam kondisi yang lebih baik dan lebih kuat sehingga bisa memberikan respon ke orang lain secara tepat.

30) Hal-hal yang Tidak Dapat Anda Kendalikan

Jika kita dapat mengendalikan semua dalam hidup, tentu tidak ada alasan kita untuk merasakan suatu stress, karena segala sesuatu berjalan sesuai dengan keinginan dan harapan kita. Sangat disayangkan, tidak ada manusia yang bisa melakukan hal tersebut. Pernyataan tersebut mengindikasikan bahwa ada masalah yang ada dalam kendali kita, ada lebih banyak lagi yang ada di luar kendali kita. Dalam hal ini, ada beberapa kondisi permasalahan yang berkaitan dengan masalah keluarga, hubungan dengan orang lain, sekolah atau kampus, pekerjaan,atau kegiatan tambahan, atau perilaku pelarian akibat stress. Mana kiranya masalah yang ada dalam kendali kita dan mana yang berada di luar kendali kita?. Jika kesulitan mengenai aktivitas ini, coba diskusikan dengan teman terdekat.

31) Masalah: Masalah Anda dan Orang Lain

Beberapa dari kita pernah mengalami pada kondisi kita terlalu banyak menerima curahan hati (cerita keluhan) orang lain, kita berusaha dengan keras agar menjadi pendengar yang baik, kemudian tiba-tiba kita merasa memiliki beban yang sama seperti yang dirasakan orang lain tersebut. Apalagi tidak kita imbangi dengan bercerita kembali ke teman tentang masalah kita. Kita akan menampung begitu banyak beban dalam diri kita. Satu sisi akan sangat menyenangkan jika bisa peduli kepada orang lain, akan tetapi kita juga perlu suatu batasan agar kita tidak terpengaruh memiliki beban yang sama kemudian merasa memiliki tanggung jawab untuk menyelesaikan masalah tersebut.

Mendengarkan masalah orang lain dengan memberikan respon yang baik atau sesuai sudah cukup, jangan sampai muncul perasaan harus menyelesaikan masalah orang lain juga. Jika orang lain bercerita mengenai masalahnya, ceritakan juga masalah kita ke orang lain juga. Jangan biarkan kita menyimpan beban kita sendiri. Selain itu, batasan juga bisa kita lakukan dengan cara menjawab pertanyaan mengenai masalah apa yang bisa kita dengarkan dari orang lain dan bisa kita bantu? Apakah dengan curhat mampu mengurangi bebannya? Seberapa besar kita bisa mempercayakan masalah kita untuk diceritakan kepadanya? Buatlah daftar orang yang bisa kita ajak cerita! Bisakah ia kita ajak curhat balik?.

32) Mengubah Cara Anda Mengatasi Situasi yang Menyakitkan

Ada kondisi dimana ketika kita mengalami suatu peristiwa atau permasalahan, kita justru akan menambah rasa tidak nyaman itu dengan menyangkal permasalahan sebenarnya yang sedang kita alami. Misalnya kita sedang mendapatkan nilai ujian tidak sesuai dengan harapan karena tidak belajar dengan giat, akan tetapi kita malah mencoba untuk menyalahkan dosen atau guru yang memberi soal ujian terlalu sulit. Penyangkalan tersebut yang justru membuat kita mengalami kekaburan tentang masalah utama mana yang perlu kita atasi terlebih dahulu.

Penyangkalan-penyangkalan tersebut dapat berupa penyangkalan bahwa masalah itu ada dan membuat perasaan kita tidak nyaman, menyangkal rasa tidak nyaman yang ditimbulkan, terus memikirkan apa yang terjadi, menahan masalah utama yang ada, mencari-cari alasan lain yang dianggap "lebih masuk akal" padahal sebenarnya tidak demikian. Hal yang bisa kita lakukan adalah memperhatikan diri sendiri, biasanya hal yang kita sangkal adalah masalah utamanya (akar masalah), cobalah menemukan cara lain dalam mengatasi masalah tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun