Mohon tunggu...
Arifatun Nurus Saadah
Arifatun Nurus Saadah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hobi membaca dan memasak

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Teori Belajar Humanisme dan Penerapannya dalam Pembelajaran

10 Juni 2024   15:50 Diperbarui: 10 Juni 2024   15:54 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

F. Pembelajaran Menurut Humanistic Bloom dan Krathwool

Pandangan Bloom dan Krathwohl terhadap pembelajaran dalam aliran humanis lebih menitikberatkan pada hal-hal yang harus dipahami dan tujuan itu dipegang oleh individu sebagai prioritas pembelajaran, setelah proses belajar. Mereka merangkum tujuan pembelajaran ke dalam tiga kawasan yang dikenal sebagai Taksonomi Bloom, yang telah memotivasi banyak ahli pendidikan yang mengembangkan teori dan praktik pembelajaran.

Taksonomi Bloom telah menjadi alat penting bagi pendidik dan guru dalam mencapai tujuan pembelajaran dengan cara yang mudah dimengerti. Di Indonesia, taksonomi Bloom sudah umum diketahui dan sangat populer di kalangan pendidikan. Secara ringkas, taksonomi Bloom terdiri dari tiga tingkat utama: domain kognitif, domain psikomotorik, dan domain afektif. Domain kognitif melibatkan enam tingkat, mulai dari pengetahuan hingga evaluasi. Domain psikomotorik memiliki lima tingkat, dari peniruan hingga naturalisasi. Sedangkan domain afektif mencakup lima tingkat, dari pengenalan hingga pengamalan.

G. Pembelajaran Menurut Aliran Humanistic Honey Dan Munford 

Honey dan Mumford mengemukakan pandangan tentang pembelajaran humanis yang sejalan dengan teori Kolb tentang tahapan pembelajaran. Mereka mengklasifikasikan individu ke dalam empat kategori: aktivis, reflektor, teoretis, dan pragmatis. Aktivis menyukai keterlibatan dan partisipasi dalam berbagai aktivitas, meskipun kurang mempertimbangkan dengan cermat sebelum bertindak. Reflektor, sebaliknya, cenderung berhati-hati dan mempertimbangkan baik buruk sebelum mengambil keputusan. Kelompok teoretis sangat kritis, menggunakan penalaran rasional, dan kurang memperhatikan opini subjektif. Sedangkan kelompok pragmatis lebih fokus pada praktikalitas dan menganggap sesuatu bermanfaat jika dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.

H. Pembelajaran Menurut Aliran Humanistic Bloom Dan Hubermas

Bloom dan Habermas memandang bahwa proses belajar terjadi saat individu berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya, baik itu lingkungan alam maupun sosial, yang keduanya saling terkait. Mereka mengklasifikasikan tiga tipe pembelajaran. Pertama, belajar teknis, yang berkaitan dengan cara individu berinteraksi dengan lingkungan alamnya dengan tepat. Kedua, belajar praktis, yang menekankan hubungan individu dengan masyarakat sekitarnya, serta pentingnya pemahaman dan keahlian dalam merawat lingkungan alam yang tidak terpisahkan dari kebutuhan manusia. Ketiga, belajar emansipatoris, yang bertujuan mendorong pemahaman dan kesadaran individu tentang potensi perubahan budaya dalam lingkungan sosial. Ini mencakup pemahaman, keterampilan, dan sikap yang memfasilitasi perubahan budaya, dianggap sebagai fase pembelajaran yang paling tinggi karena merupakan sasaran utama pendidikan yang paling mulia.

I. Pembelajaran Menurut Aliran Humanistic Carl Roger

Rogers menyampaikan lima aspek kunci dalam pembelajaran humanistik. Pertama, keinginan untuk belajar timbul dari dorongan alami manusia untuk mengeksplorasi dunia di sekitarnya. Kedua, belajar memiliki makna saat peserta didik menentukan aktivitas yang bermanfaat baginya. Ketiga, belajar tanpa hukuman memungkinkan ekspresi tanpa rasa takut, sehingga peserta didik dapat bereksperimen dan menemukan hal baru. Keempat, belajar mandiri menunjukkan motivasi intrinsik yang tinggi dalam mengarahkan diri sendiri dan membuat keputusan. Kelima, belajar melibatkan adaptasi terhadap perubahan yang terus-menerus. Menurut Rogers, tujuan pembelajaran adalah membantu peserta didik mencapai pemahaman diri sesuai dengan kemampuan dan keunikan mereka. Teori humanistik Rogers menunjukkan pandangan optimis terhadap manusia, dengan keyakinan bahwa manusia memiliki kemampuan alami untuk tumbuh dan berkembang. Teori ini sejalan dengan pandangan humanisme yang menekankan pentingnya nilai-nilai manusia serta harga diri, kehormatan, dan kemampuan individu untuk mencapai potensi mereka.

J. Pembelajaran Menurut Aliran Humanistic Abraham Maslow

Abraham Maslow menjelaskan tentang konsep hirarki kebutuhan yang membentang dari yang paling dasar hingga tertinggi, memudahkan pendidik memahami siswa dan menciptakan lingkungan belajar yang efektif. Hirarki ini terdiri dari lima tingkatan, dimulai dari kebutuhan fisiologis hingga aktualisasi diri. Setelah memenuhi kebutuhan fisiologis dan rasa aman, kebutuhan akan cinta dan kasih sayang menjadi penting, dipengaruhi oleh faktor emosional dari keluarga dan lingkungan sekolah. Kebutuhan untuk dihargai melibatkan penghargaan dari orang lain dan dukungan sosial, yang memiliki dampak positif terhadap harga diri individu. Tahap tertinggi adalah aktualisasi diri, yang melibatkan peningkatan potensi dan keterampilan individu untuk mencapai perilaku yang baik, serta penerimaan baik diri sendiri maupun orang lain. Menurut Maslow, ketika individu berhasil mengaktualisasikan diri dengan baik, mereka akan mampu menerima baik diri sendiri maupun orang lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun