“Oke Mas. Buktikan kalo mas bisa bekerja! Buktikan bahwa mas bisa mendapatkan uang! Cuman kerja sambilan tapigak jelas hasilnya, mau makan apa kita nanti?"
Aku tidak meneruskan pembicaraanku. Aku tahu bahwa dia sudah menjadi tulang punggung keluarga. Pikiranku menjadi berkecamuk. Aku serba salah. Memang semua ini salahku. Seandainya dulu aku tidak membiarkannya pergi, pasti dia tidak pernah berkeinginan untuk pergi ke Hong Kong lagi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!