"Eh.. mas jangan kurang ajar ya, setiap orang berhak ya menerima dan menolak pemberian orang, apalagi pemberian itu dari orang yang ga jelas macam kalian. Pergi dari depan gue atau gue panggilin securiti!"
"Oke...oke...!" Evan kembali dan berbalik ke tempat duduknya  tidak lama kemudian Hp nya berdering ada panggilan masuk.
"Iya Jim ada apa?"
"Evan si Bos nanyanyain, barang mau di ambil kapan, atau kita drop aja langsung ke tempat praktek lo?"
"Apa, gila apa lo. Lo mau ngumpanin gua ke Polisi. Bilang sama dia gue ambil barangnya besok pagi. Jim gua heran sama dia, Â kenapa orang orang kampung jadi target pasar dia. Kenapa ga di kota aja."
"Bro, setahu gua si Boss ingin produknya ga hanya laku  di kota aja tapi di desa juga. Dia ingin orang-orang desa bisa ikut menikmati produknya."
"Jim, gua heran sama lo, kenapa lu masih mau panggil dia si Bos. Dia kan satu angkatan sama kita. Kita SMA bareng, masuk kuliah juga bareng. Kita yang buat dia maju seperti sekarang. Lu tahu kan dulu kaya gimana  dia."
"Udahlah Bro jangan lu bahas masalah ini lagi, gue bosan, denger ya, lu pikir mobil sama motor lu dan biaya kuliah lu itu dari mana. Kita cuma kurir Bro. Oke gua tunggu di gudang besok."
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H