Mohon tunggu...
arifah wulansari
arifah wulansari Mohon Tunggu... Administrasi - lifestyle blogger

Menulis untuk belajar. Kunjungi blog saya di www.arifahwulansari.com

Selanjutnya

Tutup

Edukasi

Agar Bonus Demografi Jadi Bonus yang Menghasilkan Jackpot

6 Oktober 2014   04:37 Diperbarui: 17 Juni 2015   22:14 564
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam hal peningkatan pemahaman terkait kesehatan reproduksi remaja, BKKBN juga perlu mengoptimalkan kolaborasinya dengan kementrian kesehatan. Setahu saya BKKBN punya program BKR (Bina Keluarga Remaja) sementara kementrian kesehatan juga punya program yang namanya PKPR (Program Kesehatan Perduli Remaja). Kedua program ini seharusnya tidak berjalan sendiri- sendiri, namun sumber dana dan sumber daya yang ada bisa dikolaborasikan dengan baik sehingga hasil kegiatannya bisa lebih nyata di masyarakat.

Sektor kesehatan juga perlu bekerjasama dengan sektor pendidikan agar informasi komprehensif tentang pencegahan HIV/AIDS bisa mencakup semua remaja di sekolah. Tak hanya ditingkat sekolah, pemberian pemahaman yang benar terkait masalah ini juga perlu di lakukan di tingkat desa dengan menggandeng karang taruna. Peningkatan Pengetahuan komprehensif tentang HIV/AIDS pada remaja  juga merupakan salah satu indikator yang harus di capai Indonesia dalam MDGS 2015.

2. Penyerapan Tenaga Kerja yang Meningkat

Meningkatnya jumlah masyarakat usia produktif tentunya harus diimbangi dengan penyiapan lapangan kerja yang memadai. Namun sumber daya alam kita yang makin terbatas serta jumlah angkatan kerja yang semakin besar dapat menciptakan kondisi dimana tidak mungkin jika semuanya bisa terserap jadi pegawai negeri atau pegawai swasta. Untuk itu dibutuhkan sebuah model pendidikan yang bisa merangsang kreativitas dan mendorong lahirnya generasi muda yang memiliki jiwa dan semangat enterpreuner. Ekonomi kreatif yang saat ini juga sedang jadi trending topic harus benar-benar mendapat perhatian yang serius dari pemerintah sehingga hal tersebut bisa dijadikan alternatif baru dalam rangka meningkatkan penyerapan tenaga kerja di Indonesia.

3. Meningkatnya Tabungan di Tingkat Rumah Tangga

Tahun 2015 - 2035 sudah selayaknya dijadikan rentang waktu untuk meningkatkan investasi. Melimpahnya jumlah penduduk usia produktif harus didorong untuk menjadi masyarakat yang gemar menabung. Angka Melek Finansial masyarakat harus ditingkatkan dengan cara memberikan pendidikan dan pemahaman tentang pengelolaan finansial sejak dini. Sayangnya hingga saat ini angka melek finansial di Indonesia masih rendah. Hasil survei PT Visa World Wide Indonesia mengenai Barometer Global Financial Literacy 2012 menyatakan Indonesia berada dalam peringkat ke-26 dari 28 negara di Asia. Hal ini secara nyata bisa dilihat di masyarakat kita, karena kebanyakan dari kita masih kurang tertarik apabila ditawari untuk berinvestasi atau membeli asuransi. Namun sebaliknya jika ditawari kredit dengan angsuran murah untuk keperluan konsumstif maka kita akan berbondong-bondong mangambilnya.

Meningkatnya jumlah masyarakat usia produktif sebagai bonus demografi seharusnya dibarengi dengan dorongan untuk lebih banyak berinvestasi. Apabila dalam rentang waktu tahun 2015-2035 jumlah investasi masyarakat meningkat maka tentunya masyarakat sendiri yang akan menikmati hasil akhirnya yaitu berupa kemandirian finansial. Saat usia tua menghampiri, beban ketergantungan dapat dikurangi karena tabungan dan investasi telah disiapkan jauh-jauh hari sejak usia masih produktif.

4. Meningkatnya Jumlah perempuan yang masuk dalam Pasar Kerja

Perempuan harus diberi kesempatan yang besar untuk bisa masuk dalam dunia kerja. Tidak seperti jaman dulu dimana perempuan hanya di tuntut untuk hamil dan merawat anak di rumah sehingga kehilangan kesempatan untuk bekerja. Perempuan bekerja bukan berarti mengabaikan pengasuhan anak di rumah. Siapa bilang jika perempuan bekerja maka anaknya akan jadi tidak terurus. Masalahnya sebenarnya lebih terletak pada  manajemen waktu serta jumlah anak yang dimiliki. Jika seorang perempuan memiliki anak yang banyak tentu bebannya akan semakin berat jika ia ingin bekerja di luar rumah, sebaliknya jika hanya memiliki 1 atau 2 anak saja tentunya ia jadi tidak terlalu repot bila memilih untuk bekerja di luar rumah.

Sehingga disinilah pentingnya peningkatan kampanye program KB. Selain dalam rangka menekan laju pertumbuhan penduduk, Program KB juga dimaksudkan untuk memberi kesempatan pada perempuan agar bisa masuk dalam pasar kerja.

Dalam rangka meningkatkan jumlah akseptor KB, sosialisasi dan pemberian pemahaman yang benar tentang penggunaan alat kontrasepsi yang sesuai bagi pasangan usia subur perlu terus dilakukan. Pola-pola penyuluhan dan sosialisasi model lama harusnya mulai ditingkatkan dengan upaya yang lebih menarik dan inovatif.
Saya tertarik dengan hal yang telah dilakukan oleh dr. Hasto Wardoyo,SPoG(K) selaku Bupati Kulonprogo dalam rangka meningkatkan jumlah akseptor KB Metode Operasi Pria (MOP) atau vasektomi di wilayah kerjanya. Dr. Hasto mengatakan bahwa di Kabupaten Kulonprogo angka partisipasi KB dengan metode MOP saat ini cukup tinggi, dan ini merupakan sebuah prestasi yang patut dibanggakan. Menurut dr. Hasto, rahasia kesuksesan MOP di Kulon Progo adalah karena adanya program inovasi yang dilakukan oleh Bupati dalam rangka mendorong minat kaum pria untuk mau KB dengan metode MOP. Program inovasi tersebut berupa pemberian hadiah 1 ekor kambing bagi masyarakat yang bersedia KB secara MOP. Hasilnya banyak masyarakat yang kemudian tertarik untuk mendaftar MOP. Secara perhitungan biaya, dana yang dibutuhkan untuk memberi hadiah kambing ini jumlahnya juga hampir sama dengan anggaran dana yang dibutuhkan untuk sosialisasi dan penyadaran masyarakat agar mau ikut KB MOP. Namun secara hasil, program pemberian hadiah kambing ternyata lebih mendorong peningkatan partisipasi MOP jika dibandingkan dengan program sosialisasi yang sudah dilakukan selama ini. Kenapa kambing yang dipilih sebagai hadiah? Karena kambing bisa digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga dan pemberdayaan ekonomi masyarakat dengan cara diternakkan. Sehingga harapan untuk bisa menekan laju pertumbuhan penduduk dan peningkatan ekonomi di Kulonprogo bisa tercapai melalui program inovatif ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Edukasi Selengkapnya
Lihat Edukasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun