Mohon tunggu...
Muhammad Fajrul Falakh
Muhammad Fajrul Falakh Mohon Tunggu... Freelancer - Manusia dan Pergulatannya

Manusia tidak akan pernah benar-benar sendiri selama ia ditemani oleh prinsip-prinsip hidupnya.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Ketidakselarasan Frasa "Bencana Alam" Menurut Sujiwo Tejo

9 Oktober 2021   17:19 Diperbarui: 9 Oktober 2021   17:34 729
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tak kurang-kurang Bagong menerima ucapan terima kasih dari orang-orang yang sebelumnya 'punya telinga tapi budeg'. Bentuknya macam-macam mulai dari beras, pisang, kelapa hingga hewan ternak. Tapi sayangnya, tempat Bagong di dusun Pucang Sewu, sedang dilanda banjir bandang.

"Kamu kena karma Gong," kata Gareng dan Petruk yang bertandang ke Pucang Sewu Dusun. Bagong terheran heran dan bertanya pada dirinya "karma yang mana?"

"Dulu kamu sudah bagus-bagus punya usulan meneliti wakil rakyat yang bertelinga tetapi tak berpendengaran. Tetapi kamu keliru menyebut peristiwa merapi dan peristiwa alam lainnya itu sebagai bencana alam. Kamu sudah kurang ajar secara lisan kepada alam..." Gareng mulai menasihatinya.

"Alam tidak pernah bermaksud buruk kepada manusia...yang menganggap itu bencana ya manusia itu sendiri..."

"Lha, terus aku harus nyebut apa?"

"Sak karep-karepmu Gong." Petruk Nyamber.

 "Sing penting ojok nyebut bencana alam, ndak elok. Kurang ajar pada alam."

"Tapi kan semua orang, sarjana-sarjana sampai penyiar-penyiar televisi nyebutnya bencana alam." Bagong kembali ngotot

 "Gong, mbalik lagi sak karepmu kamu mau nyebut apa yang penting ojo nyebut bencana alam, tetanggaku ada yang usul kalau diganti 'peristiwa alam', 'ekpresi alam' atau 'sabda alam'."

Pertemuan kecil punakawan bertiga itu akhirnya berlanjut menjadi pertemuan yang besar dalam rangka memperingati Hari Sumpah Pemuda. Masyarakat berkumpul dengan tujuan meralat nama-nama instansi dari lembaga-lembaga seperti Badan Nasional Penanggulangan Bencana. Bagong kini berbalik justru aktif dalam kampanye pentingnya meralat lagi bahasa di Hari Sumpah Pemuda dan Bulan Bahasa.

"Nama Badan Nasional Penanggulangan Bencana, mau diganti Badan Harmonisasi Sabda Alam."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun