Mohon tunggu...
Alexander Arie
Alexander Arie Mohon Tunggu... Administrasi - Lulusan Apoteker dan Ilmu Administrasi

Penulis OOM ALFA (Bukune, 2013) dan Asyik dan Pelik Jadi Katolik (Buku Mojok, 2021). Dapat dipantau di @ariesadhar dan ariesadhar.com

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Reportase Begin A New Park Day di Taman Tebet Honda

9 Februari 2015   04:13 Diperbarui: 17 Juni 2015   11:34 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ternyata bikin esai foto itu susah juga, lebih susah daripada mencari jodoh yang seiman.

[caption id="attachment_367872" align="aligncenter" width="507" caption="Dapur Angklung (Sumber: IG @ariesadhar)"]

14234041361946229693
14234041361946229693
[/caption]

Sesudah memakan dua potong roti mahal dari K, saya mengikuti persembahan ceria dari Dapur Angklung dan Capoeira. Keren juga mereka. Adek saya yang dulu pemain angklung saja sekarang pegangannya stik PS. Parah tuh orang, emang.

[caption id="attachment_367873" align="aligncenter" width="510" caption="Beraksi! (Sumber: IG @ariesadhar)"]

1423404377352680154
1423404377352680154
[/caption]

Sesi berikutnya, saya menjelma menjadi anak SMA kekinian sembari berbaur dengan pembaca HAI dan Kawanku. Sebagai informasi, waktu layak saya membaca HAI sudah berlaku 10 tahun yang lalu. Umur saya sudah kepala sekian, tapi ya memang belum kawin, sih. Namun dengan kepedean tingkat Bambang Widjojanto, saya duduk manis saja menyimak topik soal menambah likes di medsos. Topiknya lumayan penting buat saya yang sudah jadi penulis, tapi follower Twitter-nya 1000 saja belum. Makanya, follow @ariesadhar dong. #ngiklan #biarin #yoben #rapopo #mbelgedhes

Habis itu, saya nangkring di Taman Tebet sambil melihat orang-orang aneh yang buah sampah plastik ke tong sampah bertuliskan ORGANIK. Saya juga nangkring melihat perokok-perokok yang buang puntung di bawah kakinya, padahal tong sampah begitu dekatnya dengan mereka. Begitulah. Namanya juga manusia.

Sesudah stand up comedy--yang semacam kurang lutjuk--akhirnya saya bisa menyaksikan RAN dari dekat. Mereka memainkan beberapa lagu dan diakhiri dengan lagu paling tenar kekinian bagi masyarakat negeri LDR, "Dekat di Hati". Saya agak heran dengan anak-anak SMA yang menjiwai lagu itu, memangnya mereka LDR? Saya loh LDR Indonesia-Inggris, mendengar lagu itu rasanya pedih, perih, pedas, ihiks.

[caption id="attachment_367876" align="aligncenter" width="498" caption="Jauh di mata, dekat di sapi #eh (Sumber: IG @ariesadhar)"]

1423404683493478850
1423404683493478850
[/caption]

Lucunya, begitu RAN turun panggung, hujan turun lagi. Saya pulang karena harus beribadah. Di jalan, mobilnya Rayi nangkring di belakang mobil (angkot) saya. Keren kan, ada di depan mobil artis?

Demikian kiranya liputan absurd hari ini, semoga bisa diterima dengan lapang dada, yang crispy. Salam Kompasiana!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun