Pada lirihnya desau angin formusa yang berhembus
membisik indra dengarku menabuh sukma di kerontang nya jiwa yang hangus
angin tak lagi menyerpih dingin malam  itu
walau  musim dingin berselimut kabut  tak mencipta gigil
why?????.....
bak bara tempurung memanggang rasa cemburu keparat
dalam dami aku selalu berharap namun...
malam itu  ketus  kata  terucap  saat  mata melihat
sosok jasad  yang laknat....
Jika suatu hari nanti aku hanya  menjadi penggalan mimpi
sanggupkah aku memeluk kenangan kilas  yang kita  rahjut
dan sanggupkah kita tetap  merinduhi tanpa  menyakiti
walau hati gemuruh memuncak bagai merapi
yang siap memporak porandakan manakala sunami emosi
membludak muntah mengguyur medan asmara
dan menyeretku hanyut....di persimpangan jalan melambai
mengeja kisah dan kalimat....bay bay...
sembari menggegam penggalan mimpi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H