Setelah pemakaman dilaksanakan pagi hari tadi, Geoval langsung menuju rumahnya. Menuju kamarnya dan menyenderkan punggungnya pada sofa Panjang yang ada dikamarnya tersebut. Geoval menarik figura kecil yang ada didepannya, menampakkan sosok dirinya dan ibunya di dalam figura tersebut. ia menangis haru karena sudah berhasil membuat ibunya bahagia hari ini. Setelah penantian Panjang akhirnya ibunya mendapat keadilan yang seadil-adilnya.
"Istirahatlah dengan tenang bu, pesanmu sudah ku jalankan dengan baik." Ucap Geoval menahan sesak yang teramat di dadanya.
Niken, ibu Geoval hadir ditepat disamping ia duduk. Geoval menenggak air mineral dan menggelontorkan obat ditenggorokannya sebelum ia mendaratkan kepalanya dalam pangkuan ibunya. Ia pandangi wajah ibunya, wajah yang sama seperti 20 tahun lalu. Wajah yang selalu ia rindukan setiap malam, wajah yang selalu ia ingat dan membuatnya kuat. Mata Geoval memberat, bayangan gundukan tanah bertaburan bunga mulai berada di kepalanya. Nama Hanna yang bersebelahan dengan Ayahnya dan Perempuan penggoda itu sudah bersandingan dengan rapi di tempat yang seharusnya.Â
-( Selesai )-
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H