Mohon tunggu...
Ariefmdnews.com
Ariefmdnews.com Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Prenuer

Data, Fakta & Logika

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Goresan Tinta Merah

9 November 2023   19:12 Diperbarui: 9 November 2023   19:19 184
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Bawa dia pada pangkuan ibunya dan lanjutkan pesan ibu." Imbuh lagi sosok yang Geoval lihat, sosok itu tidak membuka mulutnya sedikitpun namun Geoval dapat mendengar suaranya dengan sangat jelas

"Geo, ayo jalan. Kenapa berhenti?" Ucap Hanna membuyarkan lamunan Geoval. Geoval menolehkan kepalanya kepada sang kekasih, menampakkan senyuman yang dipaksa hangat dan mengusak perlahan surai Hanna.

Sepasang kekasih itu sudah berada di dalam mobil yang sama, Hanna menguap beberapa kali sedari tadi dan sudah menyandarkan punggungnya pada kursi mobil sang kekasihnya. Ia mengamati jalan sekitar, Nampak sepi namun gemerlap Cahaya masih senantiasa beradu siapa yang paling terang dan menarik. Inilah metropolitan, begitu pikir Hanna. Sesaat kemudian, ia menolehkan kepalanya kepada Geoval yang masih fokus menyetir mobilnya. Lelaki itu tidak pernah merubah ekspresi wajahnya, masih sama seperti 2 tahun lalu ketika mereka pertama kali bertemu. Hanna tersenyum di sela-sela lamunannya, merasa bangga kepada Geoval atas semua perjalanan hidup yang telah Geoval jalani selama ini.

Rasa kantuk semakin menguasai diri Hanna, ia mengusap pelan lengan kekar Geoval dan terus menatap Geoval dengan tatapan tertulus yang ia punya.

"Geo, nanti kalo udah sampe bangunin aku ya" Ucap Hanna sambil menguap disela-sela kalimatnya.

Geoval hanya menganggukan kepalanya.

Hanna mulai terlelap dibangku penumpang dengan wajah yang sudah terlalu letih karena seharian harus mengurus berkas-berkas yang diperintahkan oleh atasannya sekaligus oleh pasangannya tersebut. Geoval menolehkan kepalanya kepada sang wanita, memastikan Hanna sudah tertidur dengan lelap. Tangan kekarnya mulai ia masukan kedalam saku celana miliknya, merogoh saku celana untuk mencari benda pipih dan segera mengeluarkan nya dari saku celana. Ia mengetik 8 huruf pada aplikasi chatting dan segera mengirimnya pada seseorang yang sudah siap diseberang jalan sana.

Geoval menghentikan mobilnya pada tepi jalan, jalan yang sepi dan minim pencahayaan. Jalanan ini masih sejalur dengan arah menuju apartemen Hanna, namun saat persimpangan, Geoval malah mengarahkan setirnya ke kiri.

Geoval turun dari mobilnya, dan membuka pintu mobil bagian kiri menampakkan Hanna yang masih tertidur pulas. Orang yang berada diseberang jalan segera menuju mobil Geoval, bersalaman dengan Geoval dan akhirnya melaksanakan tugasnya dengan mantap tanpa keraguan sedikitpun. Geoval hanya duduk dibangku yang tersedia dipinggir trotoar, menumpukan kakinya pada kaki yang lain sembari terus mengeluarkan asap dari mulutnya. Ia menikmati pertunjukan yang ada di depannya. apa yang dilakukan orang suruhannya tersebut, orang yang pagi tadi ia temui di bangunan yang sudah tak lagi kokoh.

"Pergi sekarang, bersihkan diri mu dan tutup mulut." Ucap Geoval sembari memberikan amplop cokelat besar dan tebal kepada seseorang dihadapannya.

Orang tersebut menerima amplop cokelat besar yang diberikan Geoval dengan tangan berlumuran darah dan segera pergi dari hadapan Geoval. Geoval segera masuk kedalam mobilnya. Menatap Hanna yang masih memejamkan mata dan tersenyum.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun