Mohon tunggu...
Arie Feryanto
Arie Feryanto Mohon Tunggu... Guru - Natura Magista

Hiker | Pari Wrajaka

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Menyikapi Tuntutan Kurikulum Geografi Abad 21 Melalui Pemahaman Kurikulum Berbasis Teknologi, Informasi, dan Komunikasi

17 Juli 2021   16:14 Diperbarui: 17 Juli 2021   17:15 195
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Jadi pembelajaran yang umum diterapkan metode Teacher-centered (berorientasi input). Dimana memberi tekanan terhadap proses belajar mengajar yang diangkap sudah cukup saat materi tersampaikan. Sehingga bagus tidaknya hasil luaran tergantung dari proses belajar mengajar tersebut. Model pembelajaran seperti ini relatif bergantung kepada tenaga pengajar. Menyebabkan capaian pembelajaran yang telah ditentukan tidak sepenuhnya tercapai (Wahyudi dan Wibowo 2018).

Kajian literatur dari penelitian tentang " Penerapan Outcome Based Education & Blended Learning Dalam Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Menghadapi Era Industri 4.0 Pada Mata Kuliah Teknik Sampling" oleh Purwaningsih (2020) bahwa pendidikan berbasis hasil (OBE) adalah teori pendidikan yang mendasarkan setiap bagian dari sistem pendidikan berada di sekitar tujuannya (hasil). Pada akhir pengalaman pendidikan, setiap siswa seharusnya telah mencapai tujuan. Tidak ada gaya mengajar tunggal atau penilaian dalam OBE; sebaliknya, kelas, peluang, dan penilaian semua harus membantu siswa mencapai hasil yang ditentukan (William, 2006). Peran fakultas / Prodi beradaptasi menjadi instruktur, pelatih, fasilitator, dan / atau mentor berdasarkan hasil yang ditargetkan.

Dalam sistem pendidikan, setidaknya terdapat tiga hal yang menjadi perhatian yaitu input, proses, dan output (Killen, 2000). Pemerhati input berfokus pada hal-hal yang dapat meningkatkan input dalam sistem pendidikan seperti finansial, infrastruktur, dan lainnya. Pemerhati proses berfokus pada proses untuk mengontrol, mengorganisasi, dan menyampaikan pengetahuan dalam pembelajaran. Sementara pemerhati output berfokus terhadap produk pendidikan yang kemudian dikenal dengan Outcome Based Learning (OBE).

OBE merupakan teori dan filosofi yang masih memerlukan penjabaran dalam aksi praktis berbentuk desain instruksional, proses pengajaran, dan perangkat asesmen (Killen, 2000). Dalam hal ini, pengajar mendesain pembelajaran sehingga filosofi OBE dapat dimasukkan ke dalamnya. Menurut Spady, dalam pelaksanaan OBE dapat dimulai dengan memberikan gambaran yang jelas mengenai aktifitas siswa, kemudian mengorganisasi kurikulum, instruksi, dan pengukuran untuk menjamin terjadinya pembelajaran (Killen, 2000). Menurut Jenkins & Unwin, OBE mendorong dan memotivasi pengajar untuk menyampaikan tujuan pembelajaran (harapan) dengan lebih jelas (Harden, 2002). Oleh karenanya penyampaian kurikulum dan capaian pembelajaran kepada siswa menjadi sangat penting.

Karakteristik OBE adalah sebagai berikut (Harden, 2002):

  • Pengembangan yang jelas terhadap capaian pembelajaran yang harus dipenuhi sebelum akhir proses pembelajaran;
  • Desain kurikulum, strategi pembelajaran, dan peluang belajar untuk memastikan pemenuhan capaian pembelajaran;
  • Proses penilaian disesuaikan dengan capaian pembelajaran dan penilaian pada masing-masing siswa untuk memastikan capaian pembelajaran terpenuhi;
  • Penyediaan remediasi dan pengayaan.

Literasi Digital Pendidikan Geografi

Seperti yang telah dibahas sebelumnya bahwa tuntutan abad 21 bagi peserta didik untuk dapat meningkatkan kompetensi yang selama ini berbasis Techer Center harus dimulai dengan format baru tentang medeka belajar yang berbasis OBE dimana pencapaian pembelajaran bukan saja hasil berupa formatif nilai dari sikap dan pengetahuan namun juga menyesuaikan kebutuhan dan tantangan zaman. Hal ini senada dikatakan oleh Hidayat (2019) dalam penelitiannya tentang "Kajian Mata Pelajaran Geografi Sebagai Bekal Peserta Didik Untuk Menghadapi Tuntutan Pembelajaran Abad 21 Di Sma Surabaya" bahwa Tuntutan pembelajaran abad 21 mengharuskan peserta didik untuk memiliki keterampilan, pendidikan, dan kemampuan daya saing yang merupakan cara untuk menciptakan sistem pendidikan yang selaras dengan tuntutan global agar dapat memenangkan persaingan. Secara sederhana terdapat empat hal untuk mencapai kompetensi abad 21, yaitu berpikir kritis, komunikatif, kolaboratif, dan kreatif. Kurikulum dikembangkan atas teori "pendidikan berdasarkan standar" (standard-based education), dan teori kurikulum berbasis kompetensi (competency-based curriculum).

Pentingnya peran guru serta para stakeholders terkait sistem pendidikan memberikan akses literasi berbasis konten digital bagi peserta didik yang menjangkau bukan saja lingkungan perkotaan namun pelosok NKRI sebagai basis terluar pertahahan keamanan nasional bagi ketahanan bangsa. Pilihan platform digital yang tersedia kini dimana akibat sebaran virus corona semenjak Desember 2019 lalu, praktis membuat proses pembelajaran berlangsung secara daring dimana pun di seluruh Indonesia. Untuk itu sebagai tenaga pendidik menguasi bidang ICT mendukung perannya dalam menggungah keingintahuan wawasan nusantara bagi peserta didik tentang wilayahnya sendiri. Melakukan pembelajaran menarik dan asik menyesuaikan peserta didik sesuai bakat minat multiple intelligences dari Gardner dengan menerapkan model Project Based Learning (PJBL) sampai Problem Based Learning (PBL). Ini dapat direalisasikan bersama lewat aksi sederhana seperti usaha penyelamatan lingkungan sekitar dengan mengurangi penggunaan sedotan, plastik kemasan dan lain sebagainya. Penguatan materi konten literasi geografi pada setiap kompetensi dasar dari kelas X -- XII tentu akan sangat memberikan pengaruh bagi peserta didik, dalam hal kesadaran mencintai lingkungan sekitar serta bagaiamana peserta didik membentuk pemikiran sendiri (konstruk) tentang kasualitas (sebab akibat) dampak negatif dan positif jika tidak dilakukan dan sebaliknya jika terus diupayakan dilanjutkan usaha tersebut. Dengan begitu diakhir memiliki keterampilan geografis serta mental map yang diharapkan sebagai salah satu capaian pembelajaran bukan saja tentang cinta tanah air Indonesia namun kecakapan hidup abad 21.

 

Sumber Pustaka.

Davis, M. G. (2003). Outcome-Based Education, Educational Strategies. Journal of Veterinary Medical Education, 30(3).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun