Mohon tunggu...
Arie Feryanto
Arie Feryanto Mohon Tunggu... Guru - Natura Magista

Hiker | Pari Wrajaka

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Menempuh 28 Km Jaraknya, Menggapai Titik Tertinggi Pulau Sumbawa Gunung Tambora 2.851 Mdpl

5 Mei 2020   15:38 Diperbarui: 5 Mei 2020   16:13 684
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Cukup lama isitrahat, munculah para pemuda lokal arah turun menuju pondok, lalu dua sepatah kata terucap seperti mengingatkan agar tetap berhati hati, bukan menakuti namun pendakian hari itu sangat jarang, rute pun tertutup pohon tumbang terbakar musim kemarau panjang, tanda lilitan plastik sebagai penunjuk jalan dan hanya ada dua orang di Pos 3, itulah informasi singkat dari mereka.

Pos 2
Pos 2
Pos 2 km 11 ketinggian 1.366 m dpl, pukul 14.22 WITA, 90 menit kurang waktu berlalu telah sampai pada pemberhentian selanjutnya. Pohon tegak tumbuhan hijau rapat masih mendominasi kawasan ini, kondisi rute masih jelas setapak masih mudah menuntun sambil mata awas terjaga dari ancaman pacet cerdik yang menyerang perlahan pelan dari sepatu naik menuju betis kaki, sampai tidak terasa darah pun terhisap habis membuat ia pun gemuk mendekat akan ajalnya, terinjak. 

Cepat saja sepertinya untuk dapat tiba, menanjak bukan istilah tepat, hanya cukup landai panjang lalu turun dan naik pada kemiringan kurang lebih 15 %. Persedian air cukup banyak, pertemuan dua bukit ini tepat di tengah terdapat sungai kecil mengalir jernih tidak jauh dari pondokan, cukup ikuti rute pendakian maka derasnya aliran gemercik air akan terdengar menandakan telah dekat.

Pos 3
Pos 3
Pos 3 km 14 ketinggian 1.600 m dpl, pukul 16.58 WITA kami pun akhirnya sampai setelah 120 menit lebih kaki melangkah terlepas sudah dari ancaman pacet selamanya, suasana hutan meranggas hitam, pepohonan tergeletak hangus terbakar, ranting rapuh menjadi ucapan selamat datang membuat hijau mendandak hilang berganti kelabu terang selama perjalanan hingga alat pemantau aktivitas vulkanisme pun ludes terbakar, membuat pecahan komponen tersebar terpisah berserakan. 

Jalan setapak pun mulai sulit dibedakan jika tidak ada lilitan plastik penujuk jalan maka kemungkinan tersesat bisa jadi memutar waktu lebih lama untuk tiba. 

Lintasan alami seperti pohon tumbang sempat menghalangi, terkadang kemiringan cukup landai sudah jarang, hanya menanjak selepas pos 2 bekisar 45 % dan sekali lagi itu cukup panjang jadi seolah olah sepertinya tampak lurus biasa tapi kenyataan itu perlahan pasti telah di puncak bukit lalu turun kembali berpindah bukit selanjutnya.

Pohon tumbang sekitar menuju Pos 3
Pohon tumbang sekitar menuju Pos 3

Pohon tumbang sekitar menuju Pos 3
Pohon tumbang sekitar menuju Pos 3

Papan Tanda Memasuki Kawasan Taman Nasional Tambora (TNT)
Papan Tanda Memasuki Kawasan Taman Nasional Tambora (TNT)
Sebelum sampai di Pos 3 akan menemukan papan nama Memasuki kawasan Taman Nasional Tambora, jadi pos 1 dan 2 sebelumnya masuk pada zona penyangga sementara dua lainnya zona rimba dan zona inti adalah kawasan terbatas pemanfaatannya. Tidak boleh ada aktivitas manusia yang dapat memengaruhi tata kehidupan liar terutama pada zona inti, namun selama kami berjalan di zona rimba hanya ayam liar terbang sekejap menghilang entah ke mana, dan tentu saja suara burung silih bersaut menandakan hari itu semakin sore akan segera tiba.

Mengisi sore itu setelah tenda berdiri dengan hangatnya masakan menjadi persiapan makanan untuk energi, agar saat pukul 00.00 WITA tiba bukan hanya menghadapi gelap akan menemani setelahnya, tapi kekuatan telah kembali bersiap memulai rencana menjejaki puncak Tambora. Namun ternyata malam itu, berkat pembicaraan pada pengalaman dua kawan baru saat mencapai titik tertinggi Pulau Sumbawa, Gn. Tambora 2.851 m dpl. 

Seperti wasiat mereka berpesan jika jalur cukup terbuka saat siang, namun akan kesulitan jika dini hari tiba, artinya kondisi dampak kebakaran membuat beberapa tanda hilang dengan kondisi halang rintang berupa pepohonan yang tumbang sebagai tantangan lainya. Jadi keputusan terbaik sambil memulihkan stamina, adalah menunda 1 hari perjalanan esoknya, sambil menunggu ada kedatangan pendaki selanjutnya di Pos tiga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun