Kepopuleran Kopi dengan berbagai penyebutan di berbagai negara menjadikannya mendunia. Pada tahun 1885, Inggris memasukkan kata Kopi ini ke dalam kamus mereka dengan nama Coffee yang mengambil dari akar kata Koffie --nya orang-orang Holland. Saat ini, negara-negara Amerika Latin seperti Brazil, Costarica, Guatemala dan beberapa negara lainnya menjadikan Kopi sebagai komoditas utama yang menopang pendapatan.
Perjalanan panjang Kaffa dari Abyssinia yang menyeberang menuju Mocha di Yaman, lalu berjalan jauh ke Constantinopel/Istanbul di Turkey dengan nama Kahve dan Qahwa di Arab yang kemudian mampu "menyihir" Eropa melalui Holland/Netherland dengan nama Koffie hingga menyebar ke benua biru lainnya dengan nama Cafe di Perancis dan Kaffee di Jerman, merupakan bukti kekuatan dari sebuah pohon dengan akar yang "menyerabut" ke segala arah.
Namaku adalah Kopi di Indonesia. Sebagian saudaraku sebangsa rumpun Melayu menyebutnya Kawa. Bijian yang sebenarnya adalah buah, dan menjadi minuman yang sebenarnya adalah makanan. Apapun jadinya, Kopi adalah perjalanan panjang keabadian sebuah kehidupan yang pasti menemui berbagai macam perubahan dalam perjalanannya. Mungkin nanti, Kopi tidak hanya dikenal pernah menjadi makanan dan minuman. Mungkin nanti, orang akan mengaplikasikan kopi sebagai kosmetik, obat dan bahkan bahan bakar kendaraan.
Namaku Tetap Kopi, meski orang-orang mengaplikasikannya sebagai apapun sesuai selera mereka. Namaku Kopi.
Rujukan :
Uncommon Grounds: The History of Coffee and How It Transformed Our World. Mark Pendergrast. New York: Basic Books, 1999.
Coffee and Cocoa. Dr.Ir. Sri Mulato, M.Sc.
A Review of Literature of Coffee Research in Indonesia. SIC Editorial, Inter-American Institute of Agriculture Science, Turrialba, Costa Rica
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H