Mohon tunggu...
Arief Affandy
Arief Affandy Mohon Tunggu... Guru - Guru

Nonton Film Budaya

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Penelitian Tindakan Kelas

26 November 2023   13:02 Diperbarui: 26 November 2023   13:08 507
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Grafik hasil belajar siswa SMK DWIJA BHAKTI 1 JOMBANG
Grafik hasil belajar siswa SMK DWIJA BHAKTI 1 JOMBANG

Dari tabel dan gambar di atas diperoleh bahwa pada akhir siklus I dan Siklus II pada penelitian ini menghasilkan kenaikan. Hal tersebut menunjukkan bahwa peserta didik selama pembelajaran Produk Kreatif dan Kewirausahaan dengan model pembelajaran Problem Based Learning di kelas XI Teknik Komputer dan Jaringan 1  sangat baik, hal ini sesuai dengan harapan peneliti dimana dengan model pembelajaran Problem Based Learning akan tercipta kondisi pembelajaran yang kondusif dan menyenangkan sehingga dapat menumbuhkan motivasi peserta didik dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.


Pembahasan

Penelitian yang dilakukan ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK), yang juga dikenal dengan istilah Classroom Action Research. PTK merupakan salah satu penilitian yang cocok dilakukan oleh seorang guru, karena penelitian ini difokuskan pada permasalahan pembelajaran yang timbul di dalam kelas guna memperbaiki pembelajaran dan meningkatkan proses belajar mengajar yang lebih efektif. Data hasil penelitian yang akan dipaparkan merupakan data hasil pengamatan tentang beberapa hal yang menyangkut pelaksanaan selama tindakan berlangsung, yaitu Peningkatan Motivasi Belajar Produk Kreatif dan Kewirausahaan Melalui Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning Pada Siswa Kelas XI Teknik Komputer dan Jaringan 1 di SMK Dwija Bhakti 1 Jombang

Penelitian dilaksanakan sebanyak 2 siklus. Setiap siklus terdiri dari 2 pertemuan. Setiap minggunya masing-masing kelas mendapatkan 2 jam pelajaraan Produk Kreatif dan Kewirausahaan. Penelitian ini menggunakan waktu dua jam pelajaran yaitu dengan alokasi waktu 2X40 menit karena dengan waktu tersebut lebih dari cukup untuk melakukan penelitian yang dimulai dari perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi. Adapun Materi yang digunakan dari Mata Pelajaran Produk Kreatif dan Kewirausahaan adalah Desain Kemasan, siswa mampu menjelaskan desain kemsan dan fungsi kemasan. Lalu Mteri Hak atas Kekayaan Intelektual, siswa mampu menjelaskan dan menganalisis pengertian tentang  HaKI dan Hak Cipta, Hak Merk dan Hak Paten

Penelitian yang dilakukan di SMK Dwija Bhakti 1 Jombang menunjukkan bahwa penggunaan model pembelajaran Problem Based Learning dalam pembelajaran tatap muka mata pelajaran Produk Kreatif dan Kewirausahaan kelas XI Teknik Komputer dan Jaringan 1  dapat meningkatkan motivasi belajar peserta didik. Hal ini ditunjukkkan oleh data yang diperoleh dari hasil observasi yang dilakukan selama kegiatan pembelajaran tatap muka dan kuisioner yang langsung diberikan dan diidikan oleh peserta didik. Selain itu, hasil belajar peserta didik juga mengalami peningkatan terbukti dengan adanya peningkatan nilai hasil evaluasi belajar peserta didik yang dapat dilihat pada gambar 1 dan 2 hasil penelitian perbandingan rata-rata hasil belajar peserta didik siklus I dan Siklus II menunjukkan adanya peningkatan rata-rata hasil belajar, peningkatan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut: Siklus 1 nilai rata-rata kelas dari 75 meningkat menjadi 87,5 pada siklus II.

Meningkatnya rata-rata nilai tersebut disebabkan karena peserta didik mudah menyerap materi dengan model balajar Problem Based Learning, karena PBL dapat merangsang keterbukaan pikiran serta mendorong peserta didik untuk melakukan pembelajaran yang lebih kritis dan aktif. PBL juga memberikan tantangan pada peserta didik sehingga mereka bisa memperoleh kepuasan dengan menemukan pengetahuan baru bagi dirinya sendiri. Keberhasilan penelitian tindakan kelas ini dapat diukur dari indikator minimal tingkat keaktifan dan hasil belajar siswa. Indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah : Meningkatnya tingkat keaktifan siswa dalam pembelajaran Produk Kreatif dan Kewirausahaan yang dilihat selama proses pembelajaran berlangsung. Peningkatan keaktifan dapat dilihat dari jumlah siswa yang aktif ataupun persentase setiap aspek yang diamati. Aspek tersebut antara lain: bertanya kepada guru, mengemukakan pendapat dalam kelompok, menjawab pertanyaan, menanggapi pendapat orang lain, mengerjakan soal atau lembar kegiatan, kerjasama dalam kelompok, dan presentasi kelompok. Dengan menggunakan metode belajar PBL siswa menjadi lebih mudah memahami materi karena mereka diajak belajar melalui masalah- masalah yang timbul dan bagaimana cara menyelesaikan masalah tersebut. Secara otomatis siswamendapat pengetahuan sekaligus cara menerapkannya.

Peningkatan juga terlihat pada tercapainya persentase KKM yang ditunjukkan oleh gambar 2 Perbandingan ketuntasan belajar peserta didik yang dimulai dari siklus I yaitu 75% meningkat menjadi 87,5% pada siklius II. Meningkatnya nilai rata-rata hasil belajar Kompetensi Kejuruan (komputer) yang dicapai siswa. Tingkat keberhasilan hasil belajar siswa berdasarkan perolehan nilai yang lebih tinggi dari rata-rata nilai siklus atau tes formatif sebelumnya. Sedangkan untuk indikator keberhasilan hasil belajar siswa adalah di atas Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sebesar 70%. Apabila rata-rata nilai kelas tes formatif pada penelitian ini di atas nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) 75%, maka hasil belajar siswa dapat dikatakan berhasil. Namun apabila rata-rata nilai kelas tes formatif pada penelitian ini bawah nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) 75%, maka hasil belajar siswa dapat dikatakan belum berhasil. Selain itu, rata-rata hasil belajar siswa berada pada kategori tinggi sampai sangat tinggi dari acuan yang sudah ditetapkan. Pada gambar 2 dan 3 terlihat dengan jelas peningkatan yang terjadi pada siswa kelas XI Teknik Komputer dan Jaringan 1.

Sebelum menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning pada kegiatan pembelajaran tatap muka, guru lebih sering memberikan materi ajar melalui metode ceramah dan penugasan kepada peserta didik, akan tetapi motivasi belajar peserta didik sangat rendah. Setelah penggunaan model pembelajaran Problem Based Learning dalam kegiatan pembelajaran Produk Kreatif dan Kewirausahaan, Hasil belajar peserta didik mengalami peningkatan dari siklus I sebesar 75% menjadi 87,5 % pada siklus II Peningkatan motivasi belajar peserta didik juga mengalami peningkatan dari siklus I sebesar 65,1% menjadi 85,9% pada siklus II atau meningkat sebesar 21 %, dan berada pada kategori sangat tinggi.

Dengan demikian kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning pada mata pelajaran Produk Kreatif dan Kewirausahaan di kelas XI Teknik Komputer dan Jaringan 1  dinyatakan sangat baik, hal ini sesuai dengan harapan peneliti dimana dengan model pembelajaran Problem Based Learning akan tercipta kondisi pembelajaran yang kondusif dan menyenangkan sehingga dapat menumbuhkan motivasi peserta didik dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
  18. 18
  19. 19
  20. 20
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun