Mohon tunggu...
@Arie
@Arie Mohon Tunggu... Freelancer - Orang biasa yang mau berfikir luar biasa. that is

Orang biasa, yang mau berfikir luar biasa. Hobi menulis sejak remaja, sayangnya baru ketemu Kompasiana. Humanis, Humoris, Optimis. Menjalani hidup apa ada nya.@ Selalu Bersyukur . Mencintai NKRI. " Salam Satu Negeri,!!" MERDEKA,!!

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Awas, di Sebelah Anda!

4 Oktober 2020   00:12 Diperbarui: 4 Oktober 2020   13:59 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selang waktu tak berapa lama, ada riak gelombang kecil, di sungai , yang datang dari arah depan motor yang kami tumpangi. Itu artinya, ada yang melintas diatas air dari depan tadi, tapi tak kelihatan perahu atau motornya, hanya ada riak gelombang, bekas lintasan?

 Bulu kuduk ku mulai merinding. Tengkuk terasa panas. Dadaku deg deg an. Jantungku berpacu lebih cepat. Aku bergidik. 

Tak sampai disitu, ketika aku menoleh kebelakang, terlihat sebuah motor air dengan suara mesin nya, berjarak sekitar lima meter dengan motor kami, berjalan berlawanan arah, semakin menjauh dari motor air yang ku tumpangi. Dari mana datang nya?

Baru saja aku bermaksud beranjak dari atas kap motor itu, ketika aku berpaling, ada orang tua separoh baya, menyapaku. "Mau kemana nak, duduk sini aja, temani bapak ngobrol," katanya.

Orang itu  usia nya sekitar lima puluhan. Mengenakan celana hitam, berbaju putih lengan panjang, dan ber kopiah.  Sepintas, terlihat begitu tenang,  wajah nya bersih dan cerah. Bibir nya di hiasi senyum tipis, dan jemari kanan nya menjepit sebatang rokok yang baru dinyalakan nampak nya.

Dalam hati aku bersyukur, untunglah ada bapak ini, rasa takut ku sedikit berkurang. 

Sempat terlintas di benak ku, dari mana datang nya orang tua ini, tapi kufikir, akh, paling salah satu penumpang yang tadi ada di bawah, dan naik duduk disini.

"Mau kemana nak, " tanya nya
" Ke ketapang pak," jawabku.Bapak mau kemana?' lanjut ku bertanya.
" Saya mau ketempat kerabat di Ketapang" jawab nya, sambil tersenyum.
" Bapak dari Pontianak?' tanya ku lagi
" Saya dari Sukadana, daerah dekat sini, tadi diantar kerabat, ikut naik motor ini," jawab nya.
OOh, " jawab ku lagi. Kami mengobrol berbagai hal, tentang situasi hutan dan lingkungan, masyarakat, dan sebagai nya. Kami mengobrol hangat diatas kap motor malam itu, hingga tanpa terasa, waktu bergeser mendekati tengah malam. 

Hawa dingin mulai menusuk tulang. Angin kencang menyapu wajah ku. Kutarik kedua kaki ku melengkung dan merangkulnya dengan kedua tangan, untuk melawan kedinginan. Ada suasana dan aura yang cukup aneh disekitar tempat itu, yang tidak seperti lazim dan biasanya. Seperti aura supranatural. Mistis dan misterius. 

Motor  berjalan lamban, membelah sungai dengan meninggalkan gema suara di kejauhan.

Tiba- tiba, ABK nya menjenguk kan kepala dari haluan , berseru memanggil ku, :

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun