Motor air yang kami tumpangi malam itu, baru saja melintasi perairan Kubu. Riak kecil gelombang yang ditinggalkan terlihat indah di pantulan cahaya bulan temaram di langit kelam.Â
Bunyi suara mesin berbaur dengan suara jangkrik, burung hantu, serta satwa hutan penghuni kiri kanan sungai yang tengah kami lalui, menghadirkan suasana tersendiri.
Aku menyapukan pandangan ke sekitarnya, malam itu.
Dikejauhan kulihat ada cahaya terang benderang jauh di atas pegunungan. Sayup-sayup terdengar suara seperti keramaian. Â Seperti sedang ada hajatan.
"Ooh, rupanya ada penduduk desa lagi buat acara , "fikir ku.
Tak begitu perhatian, aku melanjutkan meneguk kopi yang kubawa tadi. Dari atas kap motor air yang melaju lambat membelah sungai.
Dikejauhan terdengar  suara motor air  yang lain di hadapan kami. Aku tak begitu perhatian, karena, kuanggap hal yang biasa - biasa saja. Â
Malam itu, aku bermaksud pergi ke Ketapang, menggunakan jalan sungai , sambil menikmati suasana alam sekitar.
Tadi aku  berangkat sekitar pukul empat sore. Dan perkiraan besok pagi, jam tujuh,  akan tiba di tempat tujuan.Â
Sambil melihat ke langit dan sekitar hutan, suara motor air yang datang dari arah berlawanan, tiba - tiba menghilang,
 "Akh, paling singgah di kampung depan sana,"fikir ku.