Sebenarnya bagaimana potensi pariwisata Payakumbuh?
Kita punya beberapa objek wisata. Ngalau Indah misalnya. Ngalau Indah itu belum kita promosikan dengan baik. Apa yang ada di dalamnya, storinya, fasilitas-fasilitasnya belum tervisualkan dengan baik. Insya Allah nanti kita seriusi, dikelola secara profesional dan diekspos sehingga menjadi tempat yang layak disebut objek wisata serta menampung banyak pengunjung.
Jadi masalahnya ada pada promosi?
Tidak hanya promosi tapi juga pengelolaannya. Keduanya harus simultan. Saat kita sudah berani promosi tapi tidak dikelola dengan baik, akhirnya malah tidak menjadi baik, melainkan menjadi buruk.
Untuk pengelolaan pariwisata Payakumbuh, apa masalahnya?
Belum diseriusin aja. Kita punya banyak sumber daya dan tenaga kerja, hanya saja mereka tidak punya guidance untuk melakukan apa dan bagaimana.
Apakah iven Bagodang, Karnaval, dan sebagainya efektif untuk mendongkrak pariwisata Payakumbuh?
Untuk skala lokal cukup efektif hanya saja itu belum terukur. Baru terlihat dari segi ramainya saja. Ke depan kita bisa membuat iven yang tidak hanya tersentral pada satu tempat.
Bagaimana rencana anda mengembangkan wisata kuliner di Payakumbuh?
Kuliner tidak dipingkiri sudah hampir 24 jam di Payakumbuh. Ini perlu kita kelola dengan baik. Kita belum punya landmark untuk orang yang menikmati kuliner.
Pengunjung ke sini jangan hanya untuk makan saja, namun setelah mereka makan pergi lagi. Kita manjakan turis kuliner maupun penikmat kuliner sehingga mereka stay di sini. Mereka harus menginap di Payakumbuh. Kita butuh hotel sekelas bintang tiga ke atas untuk menambah gairah dan daya tarik penikmat kuliner. Jadi tidak harus balik lagi ke Bukittinggi misalnya.