Mohon tunggu...
Ari Budiyanti
Ari Budiyanti Mohon Tunggu... Guru - Lehrerin

Sudah menulis 2.888 artikel berbagai kategori (Fiksiana yang terbanyak) hingga 17-07-2024 dengan 2.280 highlight, 17 headline, dan 109.421 poin. Menulis di Kompasiana sejak 1 Desember 2018. Nomine Best in Fiction 2023. Masuk Kategori Kompasianer Teraktif di Kaleidoskop Kompasiana selama 4 periode: 2019, 2020, 2021, dan 2022. Salah satu tulisan masuk kategori Artikel Pilihan Terfavorit 2023. Salam literasi 💖 Just love writing 💖

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kebaikan Hati di Gerbong Kereta Api (Sebuah Kisah di Masa Lalu)

28 September 2020   17:45 Diperbarui: 28 September 2020   18:23 402
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tia hampir tidak percaya dengan kejadian yang baru menimpanya. Tuhan kembali menolongnya. "Terimakasih Tuhan atas pertolonganmu."

Setibanya di gerbong kereta api yang baru, Tia mengucapkan terimakasih dan memberi uang lebih banyak ke orang yang membantunya barusan. Tapi memang orang ini tidak seramah pak Karso yang membantunya di stasiun Gubeng Surabaya tadi pagi. Orang itu langsung aja pergi begitu menerima uang dari Tia. 

Sementara itu tempat duduk Tia ditempati orang lain dan orang tersebut tidak mau pergi dengan alasan ia datang duluan. Akhirnya Tia duduk di kursi lain dan ia pun disuruh pergi oleh orang yang memiliki kursi tersebut. Tia paling tidak suka ribut dengan penumpang yang lain, yang tidak dikenalnya itu. 

Perjalanannya masih panjang, sekitar 8 jam lagi. Tia tidak bisa membayangkan jika sisa perjalanannya harus dilampauinya dengan berdiri. Ingin rasanya mengeluh lagi namun Tuhan menolong Tia untuk bisa bersyukur dan menghadapi dengan tenang. 

Dan seorang bapak yang tadi duduk di depannya, memperjuangkan tempat duduk mereka sampai akhirnya ia berhasil duduk di tempat semula. "Terimakasih Tuhan atas pertolonganmu yang tidak habis-habisnya sepanjang perjalananku ini." kata Tia dalam hatinya.

Perjalanan terus berlanjut dan Tia mendapati uangnya habis karena diberikan sebagai bayaran untuk orang-orang yang membantunya mengangkat barang-barangnya. Tia merenungkan kembali segala kejadian yang dialaminya sepanjang perjalanannya. 

Ia tahu benar, ada perasaan lega ketika semua berjalan lancar termasuk orang-orang pembawa barang yang Tuhan sediakan tepat pada waktunya. Memang uang yang diberikan cukup banyak untuk mereka namun ia menyadari semua itu tidak sebanding dengan kemurahan hati Tuhan yang telah menolongnya mengatasi setiap masalah yang timbul dalam perjalannya. 

Ia melihat kemurahan hati Tuhan melalu orang-orang yang membantunya. Sekali lagi Tia bersyukur atas segala hal yang dialaminya. Tia melanjutkan membaca buku dan sesekali tertidur karena kelelahan. Ia terbangun ketika hampir sampai stasiun di kotanya.

Sempat muncul keresahan hati untuk menurunkan barang-barangnya yang banyak itu. Bagaimana jika di pintu kereta api banyak orang yang juga tidak mau memberinya tempat untuk dia dan barang-barang bawaannya itu.

 Bagaimana jika kereta api harus segera melaju sebelum dia sempat menurunkan semua barangnya. Ia menyadari bahwa hatinya sedang meragukan kemurahan hati Tuhan lagi. "Tuhan, ampuni aku yang tidak percaya ini. Aku telah melihat satu persatu kemurahan hatiMu melalui pertolongan orang-orang yang Kau utus. Tolong aku Tuhan untuk memercayakan semua padaMu. Amin." 

Tia kembali berdoa dalam hatinya. Kini ia sudah tiba di stasiun terdekat dengan kotanya. Ia bersegera bersiap mengambil barang-barangnya dan hendak mengaturnya di pintu gerbong keretanya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun