Cilegon, Januari 2020
Terinspirasi saat membaca ulang puisi Ari Budiyanti - Â Kehangatan Kasih di 16 Januariku - saat ia berulang tahun.
....
Indah dan indahnya suasana hati saya saat membaca puisi karya Ayah Tuah. Hangat karena kedekatan yang terajut oleh puisi. Berikut ini puisi beliau. Anda bisa juga baca di sini.
Bahkan, baru saja kemaren, 25 Juli 2020, Kompasiana ikut memberi saya "hadiah", jelang hari Puisi Indonesia, dengan memberi label artikel utama pada puisi saya berjudul Terkadang Aku Lupa Rasanya Senja. Senang sekali rasanya saya. Berbunga-bunga rasa di hati.
Saya masih teringat pula saat saya bergumul berat dengan kesehatan, puisi pun bisa menjadi sebuah pelarian dari  sesak. Bahkan ketika saya masih tetap menulis puisi di masa-masa sulit saya, ini ternyata mengisnpirasi kompasianer Lesterina Purba untuk berpuisi buat saya.Â
Bu Ester, demikin saya menyapa beliau, membuat puisi tentang dan untuk saya. Judulnya Senyum Manis. Saya pernah menuliskan artikel khusus untuk hal ini, bisa Anda baca di sini.
Sampai kapan saya akan terus berpuisi? Saya tidak tahu. Saya akui, saya tak pernah tahu masa depan. Saya dan Anda hanya bisa terus berkarya yang terbaik hingga ajal menjemput.Â
Membagikan segala kebaikan Tuhan yang sudah kita terima. Dengan begitu semakin banyak orang merasakan dikasihi dan diperhatikan dengan keberadaan kita. Terutama melalui karya-karya tulisan kita.
Kisah ini akan saya tutup dengan mengingat sebuah kelas puisi yang pernah saya adakan melaui kelas zoom. Anda bisa baca liputannya dalam artikel saya berikut di sini.Â
Saya tidak pernah menyangka, akan menjadi sorang guru yang tidak hanya mengajar siswa di kelas saya untuk berpuisi, namun juga mengajar siswa-siswa lain yang ikut home schooling di beberapa kota.