Mohon tunggu...
Ari Budiyanti
Ari Budiyanti Mohon Tunggu... Guru - Lehrerin

Sudah menulis 2.888 artikel berbagai kategori (Fiksiana yang terbanyak) hingga 17-07-2024 dengan 2.280 highlight, 17 headline, dan 109.421 poin. Menulis di Kompasiana sejak 1 Desember 2018. Nomine Best in Fiction 2023. Masuk Kategori Kompasianer Teraktif di Kaleidoskop Kompasiana selama 4 periode: 2019, 2020, 2021, dan 2022. Salah satu tulisan masuk kategori Artikel Pilihan Terfavorit 2023. Salam literasi 💖 Just love writing 💖

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Berkebun Sayur sebagai Upaya Menyediakan Sumber Sayur Sehat bagi Keluarga

13 Juni 2020   14:05 Diperbarui: 13 Juni 2020   21:31 349
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Saya hari ini ingin berbagi tentang hobi berkebun sayuran. Saya pernah menanam beberapa jenis sayuran di rumah. Penting bagi kita untuk mengonsumi sayur mayur. Sebagai sumber serat alami, sayur mayur wajib dikonsumsi setiap hari.

Memang sayur mayur segar yang mentah banyak disediakan di pasar dan swalayan di sekitar Anda. Namun pandemi Covid19 yang melanda, berkebun sayuran mungkin bisa menjadi alternatif baru yang menarik untuk menyediakan sumber sayuran keluarga kita.

Beberapa sayuran yang pernah saya tanam di halaman rumah saya diantaranya adalah:

1. Tomat

Dokpri
Dokpri
Tomat sebagai sumber vitamin C sangat dibutuhkan tubuh kita. Pengalaman pertama saya berkebun tomat adalah di masa kecil saya.

Tomat saya tanam dalam media tanah yang saya letakkan dalam dua kondisi. Yang pertama media tanah saya masukkan di dalam kaleng bekas sebagai pot.

Dokpri
Dokpri
Sementara kondisi kedua, tomat saya tanam langsung di tanah di halaman samping rumah. Biji tomat menunjukkan pertumbuhan yang sama pada awalnya.

Namun di kemudian hari, tanaman tomat saya yang ada di halaman samping runah tumbuh lebih sehat dan berbuah lebih besar dibandingkan yang saya tanam dengan pot kaleng bekas.

Ini menjadi pengalaman menarik dan tak terlupakan. Selanjutnya saya merawat tomat yang saya temukan tinbuh di halaman depan rumah. Jadi bukan sengaja saya tanam.

Dokpri
Dokpri
Tanaman tomat ini tumbuh dengan sangat subur dan berbuah banyak. Bahkan tomat ini bisa dinikmati bersama keponakan kecil-keponakan kecil saya.

Tomat selain dijadikan sayuran untuk dimasak, boleh juga dijadikan minuman segar. Bisa dibuat minuman jus tomat, maupun di jadikan minuman segar ditambah gula pasir.

2. Pare
 

Dokpri
Dokpri
Pare adalah jenis sayuran berikutnya yang pernah kami panen di rumah. Pare yang terasa pahit ini ternyata banyak mengadung vitamin yang baik bagi tubuh kita.

Tanaman pare inipun awalnya tumbuh sendiri di halaman depan rumah. Saya hanya mengenalinya sebagai sejenis tanaman sayur. Awalnya sempat saya kira tanaman semangka karena bentuk daun dan bunganya sangat mirip.

Tanaman pare dan bunganya. Dokpri
Tanaman pare dan bunganya. Dokpri
Saya berhasil merawat tanaman pare ini hingga bisa dipanen buahnya. Buahnya sangat lebat. Beberapa buah pare saya biarkan sampai tua dan menguning.

Bijinya yang merah saya jadikan bibit berikutnya. Kali ini tanaman pare sengaja saya tanam dari biji. aya bercocok tanam pare dengan sengaja.

Berikut ini buah yang berisi calon bibit pare. Buah Pare yang matang dan bijinya siap ditanam.
 

Dokpri
Dokpri
Saya berhasil menanam beberapa tanaman pare hingga berbuah. Pare adalah sayur kesukaan Ibu saya. Ibu senang bisa memasak sayur pare dari kebun sendiri.

Dokpri
Dokpri
Saya mencoba membuat menu lain berbahan dasar pare dan telur. Namanya telur dadar pare. Caranya mudah:
1. Pare yang sudah dipanen sicuci bersih dan dikeluarkan bijinya,
2. Selanjutnya saya potong-potong kecil
3. Campurkan dengan telur, kocok sampai bercampur merata dengan bumbu garam dan penyedap masakan.
4. Tambahkan irisan cabai jika suka pedas.
5. Selanjutnya goreng telur dadar isi pare.
  
Dokpri
Dokpri
Saya menikmati sekali telur dadar isi pare ini. Alternatif sederhana lauk pauk dari kebun sendiri. Ada yang mau coba?

3. Kenikir
 

Dokpri
Dokpri
Kenikir termasuk sayuran yang banyak direbus untuk sayuran pecel maupun kluban atau urap. Pecel dengan bumbu sambal kacang, sementara urap dengan bumbu parutan kelapa.

Yang unik dari berkebun kenikir adalah saya mendapat bijinya dari tanaman kenikir yang tumbuh liar di tepi jalan. Saya mengambil biji yang telah kering dan menanamnya di halaman rumah kami.

Tanaman kenikir kami tumbuh sangat subur. Daun-daunnya sangat subur. Terinspirasi satu proyek  yang saya lihat vegetable for free di media sosial, maka daun kenikir inipun saya bagi-bagikan pada tetangga yang membutuhkan.

Kami senang, tetangga pun senang. Kebutuhan gizi sayuran dari daun kenikir terpenuhi.

4. Cimongkak
 

Dokpri
Dokpri
Tanaman Cimongkak termasuk jenis terung-terungan. Buah-buahnya bergerombol kecil-kecil. Buah cimongkak ini mirip bentuknya dengan buah lenca kecil. Namun ada perbedaan di permukaan buahnya. Permukaan buah lenca lebih halus. Sementara cimongkak ini permukaan kulit buahnya lebih kasar.
 
Dokpri
Dokpri
Tanaman cimongkak berduri tajam pada batangnya. Jadi kita perlu berhati-hati jika dekat dengan tanaman ini. Selain itu ada bulu-bulu halus di permukaan daun dan batangnya. Ini menjadi pertahanan bagi tanaman ini dari lingkungan tempat tumbuhnya.

Dokpri
Dokpri
Tanaman cimongkak ini bisa tumbuh tinggi. Buahnya lebat dan bunganya berwarna putih. Karena buah yang kami panen sangat banyak, lagi-lagi kami bagikan pada tetangga.

Jadi, apakah Anda juga mau berkebun sayuran Anda sendiri? Memanfaatkan waktu dengan hal positif. Berkebun sayur menjadi salah satu pilihan. Kiranya kisah saya bisa sedikit menginspirasi Anda.

Tunggu kisah saya yang lainnya ya tentang berkebun sayuran.

Written by Ari Budiyanti
13 Juni 2020

....

Sudah tayang pula di blog Secangkir Kopi Bersama

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun