2. kata-kata penegasan,Â
3. waktu berkualitas,Â
4. hadiahÂ
5. layanan.
Jika dalam sebuah keluarga terdapat beberapa anak, mereka bisa mempunyai bahasa cinta yang berbeda-beda. Kepribadian setiap anak seringkali berbeda dengan yang lain, serta setiap anak mungkin memahami bahasa cinta yang berbeda pula. Pada umumnya dua anak perlu dicintai dengan cara berlainan. Â
Cinta tanpa syarat memperlihatkan cinta terhadap seorang anak tanpa mempedulikan apapun. Kita mencintai anak tanpa mempedulikan seperti apa anak itu, tanpa mempedulikan potensi, pelbagai kekurangan, atau pun cacat apa saja yang yang dimilkinya, tanpa mempedulikan apa yang kita harapkan darinya, dan yang paling sulit yaitu tanpa mempedulikan perilakunya. Namun, cinta tanpa syarat berarti kita memberikan serta memperlihatkan cinta kepada anak sepanjang waktu sekalipun ia berperilaku buruk. (Halaman 20).
Ini tidak berarti kita memanjakan anak namun mendahulukan hal yang penting. Ketika tangki emosional anak terisi penuh, maka pendidikan atau pendisiplinan baru dapat dilakukan secara efektif. Anak yang tangki cintanya penuh mampu menanggapi bimbingan orang tua tanpa rasa permusuhan.
Cinta tanpa syarat atau cinta sejati tidak pernah memanjakan anak, karena orang tua tidak mungkin memberikan cinta semacam itu terlalu banyak.Â
Tidak ada seorang pun yang sempurna. Kita tidak dapat mengharapkan diri kita mampu memberikan cinta tanpa syarat sepanjang waktu. Nakun jika kita melangkah menuju tujuan tersebut , kita akan mendapati diri kita lebih konsisten dalam soal kemampuan memberikan cinta apapun yang terjadi.
Beberapa hal yang mungkin akan sering kita ingatkan pada diri sendiri tentang anak-anak kita berdasarkan buku ini antara lain:
1. Ia masih anak-anak.