Mohon tunggu...
Ari Budiyanti
Ari Budiyanti Mohon Tunggu... Guru - Lehrerin

Sudah menulis 2.888 artikel berbagai kategori (Fiksiana yang terbanyak) hingga 17-07-2024 dengan 2.280 highlight, 17 headline, dan 109.421 poin. Menulis di Kompasiana sejak 1 Desember 2018. Nomine Best in Fiction 2023. Masuk Kategori Kompasianer Teraktif di Kaleidoskop Kompasiana selama 4 periode: 2019, 2020, 2021, dan 2022. Salah satu tulisan masuk kategori Artikel Pilihan Terfavorit 2023. Salam literasi 💖 Just love writing 💖

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Resensi Buku: Lima Bahasa Kasih untuk Anak-anak (Bab 1: Cinta Tanpa Syarat)

12 Maret 2020   05:00 Diperbarui: 14 Desember 2021   20:32 722
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Buku Lima Bahasa Kasih untuk Anak-Anak. Photo by Ari

2. kata-kata penegasan, 

3. waktu berkualitas, 

4. hadiah 

5. layanan.

Jika dalam sebuah keluarga terdapat beberapa anak, mereka bisa mempunyai bahasa cinta yang berbeda-beda. Kepribadian setiap anak seringkali berbeda dengan yang lain, serta setiap anak mungkin memahami bahasa cinta yang berbeda pula. Pada umumnya dua anak perlu dicintai dengan cara berlainan.  

Cinta tanpa syarat memperlihatkan cinta terhadap seorang anak tanpa mempedulikan apapun. Kita mencintai anak tanpa mempedulikan seperti apa anak itu, tanpa mempedulikan potensi, pelbagai kekurangan, atau pun cacat apa saja yang yang dimilkinya, tanpa mempedulikan apa yang kita harapkan darinya, dan yang paling sulit yaitu tanpa mempedulikan perilakunya. Namun, cinta tanpa syarat berarti kita memberikan serta memperlihatkan cinta kepada anak sepanjang waktu sekalipun ia berperilaku buruk. (Halaman 20).


Ini tidak berarti kita memanjakan anak namun mendahulukan hal yang penting. Ketika tangki emosional anak terisi penuh, maka pendidikan atau pendisiplinan baru dapat dilakukan secara efektif. Anak yang tangki cintanya penuh mampu menanggapi bimbingan orang tua tanpa rasa permusuhan.

Cinta tanpa syarat atau cinta sejati tidak pernah memanjakan anak, karena orang tua tidak mungkin memberikan cinta semacam itu terlalu banyak. 

Tidak ada seorang pun yang sempurna. Kita tidak dapat mengharapkan diri kita mampu memberikan cinta tanpa syarat sepanjang waktu. Nakun jika kita melangkah menuju tujuan tersebut , kita akan mendapati diri kita lebih konsisten dalam soal kemampuan memberikan cinta apapun yang terjadi.

Beberapa hal yang mungkin akan sering kita ingatkan pada diri sendiri tentang anak-anak kita berdasarkan buku ini antara lain:


1. Ia masih anak-anak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun