Mohon tunggu...
Ari Budiyanti
Ari Budiyanti Mohon Tunggu... Guru - Lehrerin

Sudah menulis 2.888 artikel berbagai kategori (Fiksiana yang terbanyak) hingga 17-07-2024 dengan 2.280 highlight, 17 headline, dan 109.421 poin. Menulis di Kompasiana sejak 1 Desember 2018. Nomine Best in Fiction 2023. Masuk Kategori Kompasianer Teraktif di Kaleidoskop Kompasiana selama 4 periode: 2019, 2020, 2021, dan 2022. Salah satu tulisan masuk kategori Artikel Pilihan Terfavorit 2023. Salam literasi 💖 Just love writing 💖

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Pria Tanpa Suara dan Putri Bunga

10 Oktober 2019   20:18 Diperbarui: 2 Oktober 2021   01:11 177
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bunga Seruni. Photo by Ari.

"Pak Rian tahu itu bunga seruni? Apakah pak Rian juga penggemar bunga?" Tanya Sekar padaku. Ditanya malah bertanya balik. Aku memang tahu bunga serubi bukan karena aku penggemar bunga. Tapi aku melihat foto-foto bunga seruni mendominasi gambar-gambar foto ilustrasi puisi Putri Bunga. Tak lebih dari itu.

"Siapa?" Kataku lagi pada Sekar. 

"Maaf pak Rian, itu saya yang bawa. Tapi kalau bapak tidak berkenan, bisa saya ambil sekarang. " jawab Sekar sopan dan gugup. 

"Biarkan di sana, terimakasih" Jwabku singkat, lalu kembali masuk ruang kerjaku dan langsung mulai mengerjakan tumpukan file adminitrasi yang tersisa.

Berdering telepon di ruang kerjaku menjelang jam makan siang. Kuangkat dan terdengar suara renyah Ardi yang mengajak makan di kantin. Sudah 1 bulan lebih aku tidak ke kantin. Aku lebih suka makan makanan yang kupesan di luar dan diantar ke ruang kerjaku. Banyaknya tugas dan harus mengajari Sekar, sangat menyita waktu. Istirahat pun membuat kaki malas melangkah ke kantin. 

Taoi siang itu tak bisa kutolak permintaan sahabatku, Ardi untuk makan bersama di kantin. 

"Aku sudah tahu siapa Putri Bungamu" kata Ardi mengejutkan saat bertemu di kantin. Aku mengerutkan kening tak percaya. "Hai Pria tanpa suara, ingat kau harus bersuara sekarang dan jangan diam saja. Paham" 

Aku hanya menggeleng. Aku masih tak paham arah pembicaraan Ardi. 

"Si Putri Bunga adalah Sekar. Karyawati baru di divisimu." Ardi mengatakan dengan penuh keyakinan dan senyum lebar tanda kemenangan.

"Aku tahu dari teman kerja Sekar. Tanpa sengaja melihat Sekar buka akun blog Putri Bunga dan menulis puisi di sana kemaren sore sepulang jam kantor." 

Terkejut aku, masa iya semudah itu aku dipertemukan dengan Sekar, si Putri Bunga yang kukagumi puisinya selama ini. Dan mengapa saat aku bersama dia dalam bekerja tak kurasa apapun. Aku hanya menganggap dia rekan kerja yang rajin. Tak pernah juga berbicara hal-hal lain selain pekerjaan. Aku tak terlalu mengenal dia. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun