Dodi menyerahkan buku itu pada Ratri.Â
"Dimaafkan!" kata Ratri masih dengan nada kesal.
Ayah menyeruput teh hangatnya lagi. "Ayoo Ratri, bagaimana itu sikapnya kalau memberi maaf?"
Teguran lembut ayah menyadarkan Ratri kalau dia sudah menjawab kasar ke mas Dodi padahal tadi mas Dodi juga dengan sigap langsung membantu Ratri membereskan buku-buku yang dia jatuhkan, tak seharusnya dia menyimpan marah. Bagaimanapun, mas Dodi masih perhatian. Memang sih sering kata-katanya bikin kesal, tapi kan yang diucapkannya benar juga. Dia memang ceroboh. "Iya mas Dodi, makasih ya sudah bantuin aku bereskan meja Ayah tadi"
Ayah dan Ibu selalu menyayangi Dodi dan Ratri. Masing-masing anak mempunyai kekurangan. Namun mereka istimewa bagi ayah dan ibu. Ayah dan Ibu memberi contoh bagaimana berkata-kata pada mereka yang dikasihi.Â
Ayah Ibu menggunakan kata-kata yang lembut saat menegur. Ayah Ibu selalu bijaksana menghadapi kedua anaknya, si ceroboh dan si kutu buku. Yang satu selalu menjatuhkan sesuatu, yang satu suka lupa sekeliling saat sudah membaca buku.Â
Keduanya adalah anak-anak anugerah pemberian Tuhan bagi Ayah dan Ibu. Mereka tetap dicintai denga segala kelemahan yang mereka punyai.Â
...
Written by Ari Budiyanti
19 Juni 2019