Tak terasa perjalanan sudah hampir dua jam. Kota Bekasi sudah di depan mata. Perjalanan meninggalkan kota tempatku menuntut Ilmu dan mencari nafkah.Â
Bayangan Bunda dan Ayah terus membayang. Sebagai anak tunggal, kedatanganku mengunjungi mereka pasti sangat dinantikan. Aku memberi tanda untuk berhenti ketika sudah dekat rumah.Â
Rumah Ayah Bunda, dekat jalan raya, ada halaman kecil dengan bunga-bunga yang Bunda rawat. Dulu, Ayah dan Bunda merawat bunga-bunganya berdua.Â
Kadang aku ikut membantu. Namun sekarang, hanya Bunda saja yang merawat saat masih lelah. Memang tidak seperti sebelumnya saat merawat bunga-bunga bersama ayah.Â
Tapi Bunda tetap berusaha sebaik mungkin merawat bunga-bunga tumbuh. Menyiraminya dengan air setiap sore, apalagi hujan sedang tak kunjung turun.Â
Bunga-bunga Adenium atau Kamboja Jepang, nampak sedang berbunga dihalaman depan rumah Ayah Bunda. Menyambut kedatanganku. Setahun tidak pulang ke rumah sama sekali, kadang aku pikir keterlaluan namun aku bisa apa. Aku harus fokus belajar dan mencari uang.Â
Waktu liburan, justru banyak lowongan pekerjaan part time yang membuatku bisa dapat cukup banyak uang. Seminggu beberapa kali, aku masih menelepon Ibu dan berkirim pesan setiap hari.Â
Akhirnya kuputuskan pulang ke rumah Ayah Bunda di Bekasi dan membatalkan beberapa pekerjaan part time yang sudah kuterima di beberapa tempat.Â
Semarak bunga segera membangkitkan keindahan memori masa lalu. Masuk gerbang rumah, nampak sepi, kuketuk pintu rumah.Â
"Bunda, Dita pulang" kataku sembari membuka pelan pintu rumah. Terdengar sahutan dari dalam rumah dan keluar dari kamar. Bunda mendorong kursi roda, ada Ayah duduk di situ. Ayah dan Bunda menyambutku penuh haru. Ayah berusaha menampakkan wajah ceria meski kondisi badan nampak sangat lemah.Â