Mohon tunggu...
Ari Budiyanti
Ari Budiyanti Mohon Tunggu... Guru - Lehrerin

Sudah menulis 2.888 artikel berbagai kategori (Fiksiana yang terbanyak) hingga 17-07-2024 dengan 2.280 highlight, 17 headline, dan 109.421 poin. Menulis di Kompasiana sejak 1 Desember 2018. Nomine Best in Fiction 2023. Masuk Kategori Kompasianer Teraktif di Kaleidoskop Kompasiana selama 4 periode: 2019, 2020, 2021, dan 2022. Salah satu tulisan masuk kategori Artikel Pilihan Terfavorit 2023. Salam literasi 💖 Just love writing 💖

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Pulang (Aku Rindu Ayah dan Bunda)

1 Juni 2019   11:47 Diperbarui: 1 Juni 2019   12:30 224
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku terjaga dari lamunanku dan segera berdiri siap-siap naik bus ke Bekasi. "Terimakasih Pak" kataku sambil berpamitan ke tukang ojek. "Semoga bapak bisa segera mudik ya" lanjutku sambil naik ke bus. 

Tak banyak yang kubicarakan dengan tukang ojek tadi. Tapi membayangkan 9 tahun tidak pulang, aku tak sanggup. Aku memang jarang pulang, setahun ini baru bisa dapat waktu libur, itupun kupaksakan harus libur. Mendengar suara Bunda yang menyesak dalam telepon terakhir. "Bunda dan Ayah rindu sekali. Usahakan segera pulang libur lebaran kali ini"

Sepanjang perjalanan naik bus ke Bekasi, nampak masih lancar lalu lintas. Belum banyak penumpang dan masih bayar dengan tarif biasa. Kubaca pengumuman sekilas, besok sudah naik tarifnya. Untung ya mudik hari ini. Memang tarif naik tidak seberapa, tapi untukku yang penuh perhitungan dengan uang, pasti sangat penting.

Membawa kue talas khas Bogor kesukaan Bunda yang kubeli pagi tadi. Dan beberapa pasang baju untuk Ayah dan Bunda. Sudah kusiapkan sejak seminggu lalu. Rencana pulangku sudah mantap dan semua kusiapkan dengan baik. 

Tapi, apa yang akan kuceritakan pada Ayah dan Bunda. Itu yang belum kusiapkan. Satu tahun tak bersua seharusnya ada banyak cerita. Tidak bagiku. Aku tak suka berbagi cerita dengan siapapun. Termasuk Ayah dan Bunda. 

Ayah dan Bunda selalu perhatian padaku. Segala kebutuhanku dipenuhi. Indah hidup kami sampai saat ayah mengalami sakit parah. Ayah tak bisa lagi bekerja. Bunda merawat Ayah sepenuh hati karena cinta Bunda juga berusaha memenuhi kebutuhan kami bertiga. Bunda juga tidak mau aku putus sekolah. Bunda memotivasiku untuk berusaha belajar dan belajar setiap waktu. Agar aku tidak lagi memerlukan biaya sekolah melainkan dapat beasiswa. 

Sejak SMA, aku berjuang selalu mendapatkan beasiswa. Lalu berlanjut kuliah. Berat memang saat kuliah, meskipun uang beasiswa kudapat, namun tidak biaya hidup. Aku harus berusaha keras dengan bekerja ini itu. Mulai kerja part time sore hari, sepulang kuliah. Sabtu dan Minggu pun kugunakan untuk bekerja. Rasanya lelah sekali. Sambil berusaha menabung untuk membantu Bunda dan Ayah di Bekasi. 

Itulah mengapa aku jarang pulang. Terkadang badan sudah sangat lelah. Hanya ingin istirahat saja. Pulang ke rumah Ayah Bunda, bukan ku tak ingin. Namun kebutuhan akan uang membuatku mau tak mau mengesampingkan segala rindu. 

Belum lagi kalau sudah di rumah, rasanya berat menata hati untuk berpisah lagi. Butuh waktu lama untuk membuat hatiku stabil mengerjakan segala aktivitas rutinku. Akhirnya kuputuskan, memilih tudak pulang dulu. Iya demi masa depanku, juga Ayah Bundaku. 

Bunda, seorang wanita yang sangat tabah dan kuat. Tak banyak ku dengar keluhan dalam menjalani hidup yang berat ini. Yang ada selalu kudapati doa-doa tiada henti di waktu-waktu lelahnya. Saat bisa sejenak beristirahat, Bunda berdoa. Tak jarang kudengarkan namaku disebut dalam doa-doa Bunda. 

Jakarta. Dokumen Pribadi. Photo by Ari
Jakarta. Dokumen Pribadi. Photo by Ari

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun