- Neurosains kognitif memberikan kontribusi-kontribusi teoretis tentang bagaimana proses-proses mental dapat dimodelkan sebagai proses-proses komputasional di tingkat jaringan saraf.
Neurosains kognitif juga membuka peluang untuk munculnya bidang-bidang baru dalam ilmu kognitif yang menggabungkan pengetahuan dan metode dari berbagai disiplin ilmu. Beberapa contoh bidang-bidang baru tersebut antara lain:
- Neuroetika adalah studi tentang implikasi etis dari penemuan-penemuan neurosains kognitif, seperti tanggung jawab moral, identitas pribadi, kebebasan berkehendak, atau hak asasi manusia.
- Neuroestetika adalah studi tentang dasar neural dari pengalaman estetis, seperti apresiasi seni, musik, atau keindahan.
- Neuropsikofarmakologi adalah studi tentang pengaruh obat-obatan pada proses-proses mental, seperti mood, emosi, motivasi, atau kognisi.
6. Bagaimana psikologi kognitif evolusioner mempengaruhi cara berpikir dalam disiplin ilmu psikologi kognitif?
Psikologi kognitif evolusioner adalah pendekatan yang mengaplikasikan prinsip-prinsip teori evolusi untuk menjelaskan asal-usul dan fungsi-fungsi dari proses-proses mental manusia. Psikologi kognitif evolusioner mempengaruhi cara berpikir dalam disiplin ilmu psikologi kognitif dengan cara:
- Psikologi kognitif evolusioner mengasumsikan bahwa proses-proses mental manusia merupakan hasil dari seleksi alam yang terjadi selama ribuan tahun evolusi.
- Psikologi kognitif evolusioner mengusulkan bahwa proses-proses mental manusia memiliki tujuan adaptif, yaitu untuk meningkatkan kemampuan bertahan hidup dan bereproduksi di lingkungan purba.
- Psikologi kognitif evolusioner menekankan bahwa proses-proses mental manusia bersifat modular, yaitu terdiri dari unit-unit spesifik yang masing-masing memiliki fungsi-fungsi tertentu.
Kesimpulan: