Masih ada satu pemain lagi yang terima bayaran puluhan miliar plus entertain di kawasan remang-remang Jakarta. Yaitu para profesional akutansi. Â
Alih-alih mengawal, mereka malah ikut menyembunyikan dan menunda masalah yang harusnya sudah diketahui dari tahun-tahun sebelumnya.
Sedangkan buzzernya, seorang pengamat pajak berinisial YP tengah menggoreng berita bahwa akuntan tidak terlibat.
Semula buzzer ini mengatakan akuntan sudah tahu sejak lama adanya penyakit di Jiwasraya. Dia pun menyalahkan pihak lain, termasuk para bankir yang beraninya melakukan investasi trilyunan rupiah pada produk JS plan.
Bayangkan yang membeli produk itu bukan hanya bank-bank nasional seperti BRI, Bank Mandiri dan BTN, melainkan juga Korean Bank, Standard Chartered dan DBS.
Belakangan setelah publik menuntut para akuntan atas laporannya yang bias, ia berkilah Akuntan hanya menjalankan peran post audit, tidak bertanggungjawab terhadap pencatatan. Ia berbalik badan dengan mengatakan, akuntan tidak mungkin tahu kejadian sebelum tahun 2018.
Buzzer ini juga dikenal sebagai pelobi pajak yang membela kepentingan para penggelap pajak di sektor tambang, perkebunan dan energy dan menjadi konsultan berita di kementrian keuangan, khususnya DJP. Kini ia sibuk melakukan press conference dan menyebar tulisan tentang peran akuntan yang dibolak balik.
Kejaksaan Tolong Sidik Juga Mereka
Maka selain menyidik para penggoreng saham dan pelaku kejahatan di Jiwasraya, disarankan agar pihak Kejaksaan ikut menyidik para buzzer yang telah mengarahkan kasus korupsi ini pada pihak lain.
Mantan pejabat RR misalnya telah mengarahkan kejahatan pada mentri BUMN yang baru bekerja, Eric Tohir yang konon saham milik perusahaannya pernah di goreng Jiwasraya. Â
Juga terhadap pembelok peran seperti YP yang tengah mengaburkan peran akuntan. Besar kemungkinan ada masalah pajak pada saham tambang yang menjadi porsi kepentingannya.