Keresahan rakyat dan kerusuhan yang ada membuat pemerintah sempat membuat pembagian 3 kekuasaan (yudikatif, ekesekutif, legislatif) pada tahun 7 Oktober 1907 dan ditandatangani oleh Raja Mohammad Ali dari Dinasti Qajar.
Kemudian Inggris menolak adanya pembagian kekuasaan tersebut yang otomatis membuat penguasaan Inggris atas Iran menjadi sulit diatur. Raja yang kemudian mencoba mengambil alih negara pun tidak memiliki peranan yang signifikan dan akhirnya Inggris secara penuh menguasai Iran. Inggris memilih mentri yang dapat mengatur kekuasaan di Iran dan dapat melawan Raja Ahmad.
Inggris akhirnya memilih Reza Khan, komandan Brigade Qazaq di Qazvin dan kemudian menjadi titik awal berdirinya rezim Pahlavi. Sikap Reza Shah yang pro barat dan mengagungkan agama Zoroaster dan Majusi menjadikan raja selanjutnya (anaknya) bersikap tidak jauh dari dirinya. Reza Khan diangkat menjadi Raja Iran pada 1925 dan berkuasa hingga 1941. Pada tahun 1935 nama Persia diganti menjadi Iran oleh Reza Khan.
Mohammad Reza Pahlavi menjadi raja untuk menggantikan ayahnya, Reza Khan pada tahun 1941. Reza Pahlavi membenci Uni Soviet, hal ini dikarenakan Uni Soviet mempengaruhi kemerdekaan Negara Azerbaijan dan Negara Kurdi di Mahabad. Kepemimpinan Reza Pahlavi yang tidak jauh berbeda dengan ayahnya, Reza Khan membuat banyak kalangan melakukan protes.
Contohnya ialah perseteruan antara Shah dan Dr. Moshadeq. Dr. Moshadeq memiliki misi untuk mengusir para penjajah dari Iran dan menasionalisasikan industri minyak Iran. Namun hal ini ditanggapi oleh Shah Reza Pahlavi dengan kecaman, dikarenakan membuat industri minyak Iran menurun.
Tanggal 19 Agustus 1953 Moshadeq jatuh ditahan di rumah tahanan di Desa kecil Hmadabad. Moshadeq tetap aktif memimpin opiosisi hingga akhir hayatnya pada 4 Maret 1967. Mundurnya Moshadeq membuat Amerika Serikat mengambil peranan Inggris di Iran dalam segala bidang.
BUDAYA IMPOR
Dengan munculnya kolonialisasi modern oleh bangsa Barat di Iran, tidak heran mengapa terjadi westernisasi di Iran. Hal ini dicerminkan dari adanya gedung-gedung bioskop, tempat hiburan, penggunaan bahasa barat dan lainnya terjadi di awal abad 20 di Iran. Dalam industri juga kebanyakan dari pekerja di Iran adalah pekerja asing yang diimpor dari barat.
Hal ini menjadikan masyarakat Iran sulit mencari pekerjaan. Pekerja barat ummnya bekerja di Industri minyak, Pengajaran, industri pesawat, mobil, pertanian dan banyak lagi. Orang Iran dipaksa untuk menelan semua kebudayaan Barat tanpa ditanyakan setuju atau tidaknya.
PEMERINTAHAN OTORITER
Sikap Shah yang anti kritik dan otoriter menjadikan faktor penting yang menyebabkan timbulnya revolusi. Kantor Khussu Urusan Kerajaan dibentuk Shah sebagai tempat untuk memberi tahu kondisi krusisal kerajaan seperti ekonomi, diplomasi dan pertahanan negeri.
Sidang kabinet sebenarnya dipegang oleh Shah yang kemudian sebagai tempat sosisasi pemikiran Shah kepada para menteri-mentrinya. Organiassi tambahan seperti “Inspektorat” yang seharusnya menjadi tempat untuk penyaluran pendapat rakyat dan pemerintah malah menjadi sebaliknya.
Pembentukan polisi khusus juga menjadikan Shah semakin otoriter dalam melaksanakan pemerintahan. Sāzemān-e Ettelā'āt va Amniyat-e Keshvar (SAVAK) didiriikan pada tahun 1957 dan memiliki 2 tujuan, yaitu mencari kelompok atau individu yang anti-shah dan mencari di kalangan sipil, untuk infiltrasi ke pers, partai oposisi, kalangan Serikat Buruh dan sebagainya.