"Haduh, saya jadi pusing mas, anak saya baru masuk SD saja sudah di tes matematika dan bahasa inggris".
Sebuah celetukan seorang ibu-ibu yang baru saja mengantarkan anaknya  untuk melakukan tes masuk ke sekolah dasar.Â
Rupanya ibu tersebut kurang sepakat dengan tes yang dilakukan oleh pihak sekolah yang mengedepankan soal-soal matematika dan bahasa inggris untuk seleksi murid baru.
Di era pendidikan saat ini memang tidak jarang sekolah yang membuat aturan seleksi masuk dalam menyaring peserta didik baru. Tentu alasannya juga sangat logis yaitu untuk mendapatkan peserta didik yang berkualitas dan meningkatkan mutu dari sekolah tersebut.
Tak terkecuali pada jenjang sekolah dasar. Rupa-rupanya saat ini banyak sekolah dasar terlebih sekolah swasta yang menerapkan seleksi masuk dengan menggunakan sebuah tes. Tes yang digunakan pun beragam dari tes membaca, menulis,berhitung, mengaji, dan kecakapan bahasa inggris.Â
Namun perlukah selevel sekolah dasar memberlakukan sebuah tes dalam penerimaan siswanya ?
Jawabannya pun cukup berpolemik, hal ini dikarenakan penggunaan tes masuk ini tergantung dari kebijakan masing-masing sekolah. Â Beberapa sekolah dasar bertujuan mengaplikasikan adanya tes masuk sekolah ini untuk menyeleksi siswa-siswa yang berkualitas secara aspek kognitif,afektif dan psikomotorik, bahkan siswa-siswa yang telah memiliki prestasi baik di tingkat regional maupun nasional.Â
Apakah ini salah ? tentunya tidak juga. Karena fungsi dari penggunaan tes sangat beragam, salah satunya adalah sebagai penyeleksi. (Suryanto:2021) menjelaskan bahwa tujuan diberikan tes sebagai penyeleksi ini adalah untuk mendapatkan individu yang terbaik dari berbagai individu serta mendapatkan individu yang sesuai dengan kriteria yang diinginkan oleh lembaga.Â
Sehingga tidak jarang banyak sekolah dasar yang memberlakukan adanya tes seleksi masuk pada peserta didik baru. Mereka ingin mendapatkan mutu pelajar yang berkualitas sesuai dengan kurikulum yang ada di sekolah tersebut. Misalkan sekolah dasar yang mengadopsi kurikulum Cambridge, tentu agar siswa baru dapat dengan mudah memahami kurikulum tersebut dibutuhkan siswa yang kurang lebih memiliki kemampuan bahasa inggris dan kemampuan berpikir yang baik.
Namun adilkah jika semua sekolah dasar memberlakukan tes seleksi masuk pada siswa baru ?, padahal  anak-anak masih dalam proses berkembang dalam aspek kognitif,afektif dan motoriknya.
Hal ini mungkin perlu dipertimbangkan  pada setiap sekolah dasar dalam menggunakan sistem tes pada sekolahnya. Mungkin akan lebih tepat jika penggunaan tes ini difungsikan untuk penempatan kemampuan dan karakteristik dari peserta didik yang baru.
 Sebagaimana dari tujuan tes sebagai penempatan yang dijelaskan oleh  (Suryanto:2021) bahwa dengan adanya tes penempatan ini maka dapat dilihat dan diperoleh kelompok siswa yang memiliki kemampuan yang homogen sehingga dalam pemberian program akan lebih efektif.Â