Orang miskin seolah gak boleh merokok.
Sedangkan, orang kaya itu bebas mau ngapain aja. Sultan mah bebas.
Yang menarik, siapa yang mengumumkan cukai rokok naik ?
Cukai memang menjadi tupoksi Menteri Keuangan. Tapi, apakah ada menteri lain di sana ? Menteri Kesehatan ada juga di sana ? Ada Menteri Pendidikan ? Menteri Agama ? Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak ?
Sekali lagi, kalau rokok memang dianggap buruk, strategi apa yang dilakukan oleh pemerintah selain menaikkan cukai rokok ?
Ini yang tidak terlalu tampak dari kebijakan pemerintah.
Memberikan peringatan yang menakutkan, diiringi dengan menampilkan gambar yang seram-seram di bungkus rokok, memang telah dilakukan. Namun, seberapa efektif kah strategi ini ?
Tampaknya  peringatan dan gambar-gambar itu tidak banyak berpengaruh bagi para perokok, apalagi perokok yang masuk ketegori perokok berat.
Image merokok adalah jantan yang diiklankan oleh para perusahaan rokok selama bertahun-tahun, tampaknya telah mendarah daging.Â
Bisa jadi peringatan dan gambar-gambar seram itu tidak menakutkan sama sekali bagi para perokok. Malah, kejantanannya semakin terusik. Hingga sering menjadi celotehan "Kalau gak merokok itu banci". Padahal, banyak banci yang merokok.
Nah, kalau pemerintah serius ingin mengurangi jumlah perokok, kenapa gak adu kuat aja dengan perusahaan rokok. Â Perusahaan rokok membuat image kalau perokok itu jantan, maka pemerintah beriklanlah, buat image kalau perokok itu banci, ketimbang menaikan cukai rokok yang absurd. Â Coba deh...