Mohon tunggu...
Ari Widodo
Ari Widodo Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Apapun yang kau kerjakan, keteguhan dalam berproses membuahkan hasil yang indah, percayalah

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Bingkai SMK di Masa Pandemi Covid-19: Telaah Kritis dalam Perwujudan Keterampilan Humanis

7 Januari 2021   10:13 Diperbarui: 7 Januari 2021   10:37 231
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kapitalisme membutuhkan tenaga kerja dengan sikap, perilaku dan tipe kepribadian yang sesuai dengan peran mereka sebagai pekerja terasing dan tereksploitasi yang bersedia menerima kerja keras, gaji rendah dan perintah dari atas. Keduanya, berpendapat bahwa ada kesamaan antara sekolah dan pekerjaan dalam masyarakat kapitalis, korespondensi ini beroperasi melalui hidden curriculum  dan itu membentuk tenaga kerja dalam berbagai cara, diantaranya: 

(1) membantu menghasilkan tenaga kerja yang patuh; (2) kurikulum tersembunyi mendorong penerimaan hierarki; (3) murid belajar untuk dimotivasi oleh penghargaan eksternal daripada cinta pendidikan itu sendiri; (4) mata pelajaran sekolah difragmentasi dengan cara yang sama seperti pekerjaan rutin. Bowles dan Gintis berpendapat bahwa meritokrasi sebenarnya tidak ada, bukti menunjukkan bahwa faktor utama yang menentukan seseorang berpenghasilan tinggi atau tidak adalah latar belakang keluarga dan kelasnya, bukan kemampuan atau prestasi pendidikannya. Mitos meritokrasi berfungsi untuk membenarkan keistimewaan kelas atas, membuatnya tampak bahwa mereka memperolehnya dengan berhasil dalam persaingan terbuka dan adil di sekolah. Hal ini membantu membujuk kelas pekerja untuk menerima ketidaksetaraan sebagai hal yang sah, dan memperkecil kemungkinan mereka akan berusaha untuk menggulingkan kapitalisme.

Prinsip-prinsip Pendidikan Kejuruan menurut Charles Prosser (1925) adalah sebagai berikut : Pendidikan kejuruan akan efisien jika lingkungan di mana siswa dilatih merupakan replika lingkungan di mana nanti ia akan bekerja. Pendidikan kejuruan akan efektif hanya dapat diberikan di mana tugas-tugas latihan dilakukan dengan cara, alat, dan mesin yang sama seperti yang diterapkan di tempat kerja. 

Pendidikan kejuruan akan efektif jika dia melatih seseorang dalam kebiasaan berpikir dan bekerja seperti yang diperlukan dalam pekerjaan itu sendiri. Pada setiap jabatan ada kemampuan minimum yang harus dipunyai oleh seseorang agar dia tetap dapat bekerja pada jabatan tersebut. Proses pembinaan kebiasaan yang efektif pada siswa akan tercapai jika pelatihan diberikan pada pekerjaan yang nyata (pengalaman sarat nilai). 

Salah satu solusi diantaranya penerapan The Job Retention Scheme (JRS). Skema ini akan memungkinkan perusahaan untuk mempertahankan karyawan untuk tetap digaji selama pandemi COVID-19. Selain itu, Pemerintah dapat juga mempersiapkan lapangan pekerjaan yang dapat menyerap banyak tenaga kerja seperti lapangan pekerjaan di bidang pertanian, perikanan, infrastruktur dan lain sebagainya. 

Kemudian kebijakan-kebijakan yang dilakukan terus untuk pengembangan yakni salah satunya melalui kebijakan 4,5 tahun menjadi hal yang luar biasa karena ditekankannya baik soft skill dan hard skill bagi siswa untuk siap memasuki dunia kerja yang disesuaikan permintaan dunia kerja dan tidak memperhatikan aspek humanis dari peserta didik. Namun hal ini menjadi dilema karena akan berbenturan dengan program vokasi dan program DI atau DII yang lain di perguruan Tinggi. 

Hal tersebut harus disesuaikan dengan memperhatikan keterampilan humanis yang disesuaikan dengan konsep peserta didik secara menyeluruh yang tidak hanya menuntut dan melegitimasi hak-hak para perusahaan, tetapi lebih diperdalam dengan konsep peserta didik dan filosofis dasar peserta didik akan keinginannya masuk Sekolah Menengah Kejuruan.

Daftar Pustaka

Apple, Michael W. 2004. Ideology and Curriculum. New York: RoutledgeFalmer.

Ari. 2016. Konsep Pembelajaran di Sekolah Menengah Kejuruan. Dalam artikel Direktorat Sekolah Menengah Kejuruan, Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Link Website: http://smk.kemdikbud.go.id/konten/1869/konsep-pembelajaran-di-sekolah-menengah-kejuruan . Diakses pada tanggal 27 Desember 2020, pukul 13.14 WIB.

Bowles, Samuel & Gintis, Herbert. 2011. Schooling in Capitalist America Educational Reform and The Conttradictions of Economic Life. Chicago: Haymarket Books.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun