Dari ilustrasi diatas rasanya sudah bisa kebayang kan? seberapa besar ekspaktasi investor.
Cash Flow Positif atau Negatif ?
Dengan kucuran dana yang besar bukan berarti neraca cash flownya menjadi positif. karena ukurannya sederhana saja.
Jika uang masuk lebih besar daripada pengeluaran, Anda aman Sebaliknya, jika pengeluaran lebih gede daripada dana yang masuk, ya Anda defisit. Nah, kalau kelamaan defisitnya, ya kolaps. Siap siap deh gulung tikar.
Kemudian dengan bisnis model marketplace, Bukalapak dan Toped masih dalam fase burning rate yang harapannya jika fase burning rate ini telah selesai baik Toped ataupun Bukalapak bisa mulai menghasilkan neraca positif dari bisnis modelnya sendiri. Bukan dari pendanaan ventura.
Burning rate. Ini istilah kecepatan start up dalam “membakar” dana investor. Harapannya, dengan cara pemasaran yang jor-joran membakar uang untuk iklan dan ekspansi, maka pertumbuhan akan melesat. Pertumbuhan atau Growth ini berarti, meningkatnya jumlah pelanggan, tingginya nilai transaksi, ataupun pangsa pasar.
Simulasinya begini..
Dari model bisnisnya, Bukalapak mendapat pemasukan dari semacam iklan para member-nya. Dan juga komisi dari setiap transaksi, mirip dengan eBay atau Amazon. Berdasarkan data yang bisa dipercaya dan pengalaman kerja menjadi konsultan di bukalapak, estimasi pemasukan bukalapak dengan model bisnis Marketplace ada di kisaran Rp 1 milyar per bulan.
sebagai catatan, Bukalapak saat ini belum memungut komisi dari setiap transaksi. Ini berarti estimasi pemasukannya bisa kurang dari Rp 1 Milyar
Pengeluarannya?
Dengan karyawan sekitar 150 orang dan biaya iklan yang gencar, estimasi pengeluarannya bisa menembus angka Rp 2 – 3 milyar per bulan. Artinya desifit 1- 2 milyaran per bulan.
Lalu dari mana defisit ini ditutup? Ya dari dana investor tadi.