Mohon tunggu...
argani sukoco
argani sukoco Mohon Tunggu... Penulis - Selalu belajar aksara.

Mari ngobrol di https://twitter.com/Ganis___

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Napi dan Secercah Harapan

19 Februari 2017   20:00 Diperbarui: 23 Februari 2017   18:31 450
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tidak terasa sudah tanggal 14 februari dan waktu menunjukan pukul 15.40. Pulang dari mencari kerja aku langsung ke Taman Badakan. Disitu tempat biasa aku sering pacaran dengan Winny. Aku berharap semoga Winny datang walaupun aku juga tidak tahu ingin bicara apa dengan dia. Intinya aku hanya ingin melihatnya dan ingin tahu keadaannya. Pukul 16.20 baru aku sampai di taman. Aku merasa tidak enak pada Winny karena aku terlambat. Dan disebuah kursi ada seorang wanita yang tak lain itu adalah Winny.

Akupun menyapa Winny "Hai Win,sudah lama tidak bertemu,bagaimana kabarmu?"

"Hai Jon,baik-baik saja aku,kamu sendiri bagaimana?sudah dapat pekerjaan?" Jawabnya dengan nada seperti canggung.

"Aku sekarang bekerja di tempat temanku. Apakah keluargamu dalam keadaan sehat?" tanyaku untuk melanjutkan basa-basi.

Sesaat sebelum Winny menjawab ada suara teriakan anak kecil memanggil ke arah kami " Mama"

Aku tergaget melihat anak itu datang dan memeluk Winny. Dan aku langsung bertanya " Apakah itu anakmu,Win?"

"Iya Jon,maaf karena tidak bisa mengatakan secara langsung kalau aku menikah karena ada sesuatu". 

"Ah,tidak apa-apa, bolehkan aku tau siapa suamimu?" tanyaku sambil masih merasa kaget dan berpikir siapa saja teman pria Winny dari dulu.

"Suamiku ada di belakangmu Jon" Jawaban Winny sambil menunjuk arah belakangku.

Dan aku kaget sekali melihat sosok yang aku kenal selama 3,5 tahun ini. Pria yang selalu membantuku dalam urusan surat-menyurat. Tak lain pria itu adalah Pak Hendri si Kepala Sipir.

"Sejak kapan kalian menikah?" tanyaku dengan sangat kesal kearah Winny.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun