Mohon tunggu...
argani sukoco
argani sukoco Mohon Tunggu... Penulis - Selalu belajar aksara.

Mari ngobrol di https://twitter.com/Ganis___

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Napi dan Secercah Harapan

19 Februari 2017   20:00 Diperbarui: 23 Februari 2017   18:31 450
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Kenapa bapak yang menerima suratku?" tanyaku keheranan.

"Tidak ada alasan khusus,aku hanya tertarik dengan orang sepertimu. Mulai sekarang aku yang akan menerima suratmu dan aku yang akan mengirim" Jawab Pak Hendri.

Aku pun masih heran dan tidak percaya surat itu dikirim "tapi benarkan bapak akan mengirim surat ini? Bukannya saya tidak percaya pada bapak,tapi saya masih heran."

"Tenang saja ,aku akan mengirim surat ini,kamu tidak usah khawatir" jawab Pak Hendri.

Tanpa balik bertanya lagi aku memberikan surat ini pada PakHendri dan berdoa semoga surat itu sampai ke Winny. Dan benar saja ,beberapa hari berikutnya surat balasan dari Winny pun sampai kepadaku,yang mengantar juga Pak Hendri. Mengirim surat pada Winny seperti rutinitas 2 minggu sekali.Hampir kulakukan selama aku hampir bebas, dan itu juga menjadi rutinitas Pak Hendri dalam menerima,mengirim surat yang aku kirim. Dan juga sesekali Pak Hendri yang memberikan surat balasan dari Winny kepadaku.

Tanggal 8 Februari 2017 adalah kesempatan terakhirku untuk berkirim surat sebelum aku bebas di tanggal 12 Februari 2017. Dan sebagai surat terakhir aku mengirim surat dengan kuberi penutup untuk mengajak bertemu.

"Win,di tanggal 14 Februari apakah kamu ada acara? Jika tidak ada acara aku ingin bertemu kamu,mungkin untuk terakhir kalinya, aku tunggu di tempat biasa sore hari jam 16.00. Datang ya? Terimakasih." Kira-kira seperti itulah penutup suratnya. Sambil menikmati hari dimana aku bebas dan memulai hidup baru,aku berdoa agar Winny datang. Jika terbebas nanti aku ingin memulai hidup baru dan semoga saja Winny dan keluarganya masih bisa menerima diriku.

Walaupun 3 tahun lebih aku tidak bertemu,tapi harapan untuk kembali dengan mantan sangat besar. Setiap hari aku selalu berdoa agar Winny bisa kembali padaku. Akhirnya tanggal 12 Februari aku terbebas dan aku langsung menyalami para tahanan terutama aku memeluk para teman tahanan satu sel. Dan tidak lupa aku menyalami Pak Hendri. Pak Hendri tidak mengatakan apa-apa,hanya menyalami dan langsung pergi. Mungkin dia tidak suka kepadaku karena terus mengganggunya dengan selalu mengantarkan surat. Setelah keluar dari lapas aku langsung berlari untuk menuju rumah. Sampai dirumah aku melihat ibuku menangis dan memelukku erat. Aku pun juga menangis melihat orang tuaku. 

Ibu memeluk sambil berkata "Nak,kesalahan yang sudah berlalu biarlah berlalu,sekarang majulah jangan pernah ulangi kesalahan".

Aku tertegunmendengar suara ibu dan hanya bisa menjawab "Iya Bu".

Setelah berpelukan dengan orang tua aku langsung masuk rumah. Tak lupa hidangan ibu aku lahap dengan nikmat. Rasanya puas sekali makan makanan yang peuh dengan rasa. Jauh berbeda dengan masakan yang ada di Lapas,hambar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun