Nilai kebersamaan juga tidak dapat diabaikan. Murid-murid harus dididik untuk dapat berpikir tentang kemaslahatan. Hidup ini tidak sendiri, manusia adalah makhluk spiritual yang di dunia harus bersosial. Bersosial tidak hanya sebatas meminta bantuan kepada orang lain, ngobrol, tapi berpikir tentang kesejahteraan berasama. Satu mimpi untuk sejuta orang. Utamakan kekeluargaan, kebersamaan, dan kerukunan. Urusan pribadi, kekayaan pribadi, keuntungan pribadi adalah hadiah dari terwujudnya sebuah kebersamaan.
Sayangnya pendidikan kita hingga tanggal 11 Januari 2016 belum mengarah kesana sama sekali. Belum ada perkembangan. Pendidikan saat ini hanya dimaknai sebatas pintar, pandai, prestasi, jawara, infrastruktur, sertifikasi, ijazah, rangking, piagam, piala, predikat, bantuan, BOS, beasiswa, sekolah gratis saja. Pendidikan kita perlu revolusi.
Manusia-manusia robot, otak-otak leterlek tengah berkembang di negeri ini. Apakah indikator kemajuan suatu bangsa dan negara? Apakah berdasarkan komparasi dengan apa yang ada di Jepang? Amerika? Kanada? Apakah yang dikatakan negara ‘maju’ adalah negara yang seperti Jepang? Banyak robotnya, disiplin orang-orangnya, tapi seks bebas, pornografi dimana-mana. Apakah seperti Amerika? Pintar orangnya, tapi bebas bergaul, bebas membunuh tanpa batasan. Mari kita renungkan kembali, mari kita buka hati dan mata kita. Mari kita hayati penjelasan yang saya dapat dari Guru saya. Demikian terimakasih...... Enjoy reading... visit kakakhahu.blogspot.co.id
Lebih lengkapnya simak kajian bpk. Kyai Tanjung berikut Klik Disini !
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H