Mohon tunggu...
Arfi Zon
Arfi Zon Mohon Tunggu... Penulis - PNS dan Penulis

Seorang Pegawai Negeri Sipil yang hobi menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Bocah Penyemir Sepatu

25 Juni 2021   13:12 Diperbarui: 25 Juni 2021   13:24 165
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

 

Lebih terharu lagi rasanya mendapati bocah itu tadi malah menyedekahkan uang yang sudah dia peroleh. Dia seolah punya harga diri. Tak merasa berhak menerima upah jika tak mengerjakan apa-apa. Apa lagi, yang memberi memang terlihat tidak ikhlas, melempar uang sambil marah-marah.

 

Meski demikian, barusan dia pergi tetap dengan wajah yang riang. Seolah kejadian diomeli tadi tak mempengaruhi hatinya sama sekali. Justru aku yang prihatin dan iba melihatnya.

 

Setelah bocah itu pergi, satu pertanyaan masih menggelayut di benakku. Kenapa bocah itu tak bisa menyelesaikan pekerjaannya? Biasanya, bocah-bocah penyemir telah menuntaskan semua pekerjaannya begitu shalat Jumat selesai. Jamaah tinggal mengambil sepatunya, lalu membayar.

 

Biasanya pula, rata-rata jamaah sengaja membayar lebih besar dari "tarif" resminya yang hanya dua ribu rupiah. Ada yang membayar lima ribu bahkan sepuluh ribu. Hitung-hitung bersedekah, membantu anak-anak yang mau berusaha secara halal.

 

Lantas, kenapa bocah tadi tak seperti itu? Apa terlalu banyak sepatu yang harus dia semir?

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun