Berbagai studi kasus di Indonesia yang disajikan di sini adalah peran penting dari lembaga-lembaga adat ini yang mencakup prinsip-prinsip dasar saling membantu, timbal balik, solidaritas, dan kerja sama tradisional untuk proses pembangunan berkelanjutan. Mengingat interaksi---dan konfrontasi---antara sistem pengetahuan dan teknologi global dan lokal saat ini.
Kemajuan yang menarik dijelaskan dalam implementasi dan keberhasilan dua pendekatan berbasis IKS yaitu Integrated Microfinance Management (IMM) dan Integrated Community Managed Development (ICMD), yang berusaha untuk memberikan kontribusi dengan menyusun strategi lembaga adat untuk pengentasan kemiskinan dan pembangunan berkelanjutan di antara masyarakat pedesaan di berbagai latar negara. Sementara pendekatan Integrated Microfinance Management (IMM) sebagian besar difokuskan pada pengentasan kemiskinan melalui penyediaan serangkaian layanan terpadu berbasis masyarakat yang komprehensif, yang mencakup tidak hanya keuangan inklusif.
Tapi juga layanan kesehatan, pendidikan, komunikasi dan sosial budaya, pendekatan ini Integrated Community-Managed Development (ICMD) didedikasikan untuk mencapai pembangunan berkelanjutan melalui integrasi sistem pengetahuan dan teknologi lokal dan global di antara semua sektor masyarakat melalui peningkatan kapasitas dan partisipasi di tingkat desa. Kedua pendekatan berorientasi IKS ini cukup inovatif karena mereka memulai strategi kelembagaan adat yang sering diabaikan untuk memperkuat tujuan bersama mereka dalam partisipasi masyarakat, peningkatan kapasitas dan tata kelola lokal (Slikkerveer, 2016).
Kesimpulan
Berangkat dari premis bahwa pendidikan adalah konsep kunci untuk mewujudkan tujuan tersebut, LEAD dikembangkan lebih lanjut, bersama dengan rekan-rekannya di wilayah sasaran Afrika Timur (NMK) yang disebutkan di atas, Asia Tenggara (UNPAD) dan Wilayah Mediterania (CIHEAM- MAIh).
Kursus Magister Lanjutan dalam Sistem Pengetahuan Etnomedis (EKS) dan Manajemen Keuangan Mikro Terintegrasi (IMM), sementara penelitian dan pengembangan ini lah yang terus berupaya membuka jalan bagi pelatihan pendidikan serupa dalam Pengembangan yang Dikelola Masyarakat Terpadu (ICMD) dengan maksud untuk memberikan kader baru pengelola keuangan mikro terpadu dan pengelola terpadu berbasis masyarakat untuk memandu dan mengelola penyediaan layanan keuangan dan non-keuangan serta untuk menerapkan strategi alternatif pengurangan kemiskinan berbasis IKS yang baru dikembangkan (Slikkerveer, 2012).Â
Dengan cara ini, kontribusi diberikan untuk upaya prioritas Indonesia untuk mengurangi kemiskinan di tingkat masyarakat, dan dengan demikian juga untuk realisasi SDGs PBB pada tahun 2030. Diharapkan strategi baru yang berorientasi pada masyarakat ini tidak hanya akan dikembangkan lebih lanjut oleh sistem pendidikan tinggi Indonesia, tetapi juga dilaksanakan oleh pemerintah Indonesia sebagai program nasional pengentasan kemiskinan berbasis masyarakat dan pembangunan berkelanjutan di seluruh Indonesia dan tempat lain di seluruh dunia.
Referensi
De Berge, S. (2011). Subsistence to sustainability: An integrated approach to community development via education, diversification and accompaniment. Changemakers, 23 March.
Dhamotharan, M. (2000). Handbook on integrated community development---Seven D approach to community capacity development. Tokyo: APO.
Jones, J., & Wiggle, I. (1987). The concept and politics of 'Integrated Community Development'. Community Development Journal, 22(2), 107--119.
Murali, V., & Oyebode, F. (2004). Poverty, social inequality and mental health. Advances in Psychiatric Treatment, 10, 216--224.
Slikkerveer, L. J. (2012). Handbook for lecturers and tutors of the new master course on integrated microfinance management for poverty reduction and sustainable development in indonesia (IMM). Leiden/Bandung: LEAD-UL/FEB-UNPAD.
Slikkerveer, L. J. (2015). Integrated Microfinance Management for Poverty Reduction and Sustainable Development in Indonesia. Paper presented at the International Workshop in Integrated Microfinance Management. Bandung Universitas Padjadjaran.
Throsby, C. D. (2013). The Bali promise calls for culture integration with development. Nusa dua, Bali, Indonesia: World Culture Forum.
Toledo, V. M. (1997). Sustainable development at the community level: A third world perspective. In E. Smith (Ed.), Environmental sustainability. Baco Raton, Fla: St. Lucie Press
Toledo, V. M. (2001). Biocultural diversity and local power in Mexico: Challenging globalization. In L. Maffi (Ed.), Biocultural diversity: Linking language knowledge and the environment. Smithsonian Institution Press.
United Nations Development Programme (UNDP). (1991). Human development report. New York: United Nations.
United Nations Development Programme (UNDP). (2008). Supporting capacity development: The UNDP approach. New York: United Nations
World Bank (WB). (2015). Global monitoring report 2015. Washington, D.C.: World Bank.
World Bank (WB). (2016, October). Indonesia economic quarterly. Pressures Easing