Keesokan harinya sepulang sekolah, Clara mengikuti ekskul penyiarannya dan belajar tentang kamera bersama Ray. Dia bertanya tentang berbagai macam hal mengenai Nathan, tetapi Ray malah menjawab sesuai dengan dirinya.
Dia juga mengajak Clara untuk menonton bioskop saat pulang sekolah, tetapi Clara juga diajak oleh Nathan untuk pergi ke taman kota yang jaraknya cukup jauh sehingga mereka harusmenggunakan motor Nathan. Clara pun mengiyakan ajakan Nathan.
Sesampainya di taman, Nathan langung membuka percakapan,
“Lu mau ngga jadi pacar gue? Gue suka sama lu.”
“Maaf Nath, tapi gue ngga suka sama lu.” Jawaban yang nyesek dari Clara.
“Terus kenapa lu belakangan ini perhatian banget ke gue?” Tanya Nathan balik.
“Kemarin gue bantu lu, ya karena lu perlu dibantu. Masa ada orang yang lagi dipukulin terus gue lihatin aja, percuma dong gue masuk pencaksilat. Ayo pulang.”
Motor Nathan malah tidak dapat menyala karena suatu masalah, membuat Clara semakin marah. Mereka jadi harus menumpang untuk dapat pulang. Karena Clara lapar, mereka memuntuskan untuk makan malam sebentar di restoran tempat kerjanya Ray. Ray terlihat kesal melihat Nathan bersama dengan Clara.
Selain itu, Nathan kembali meminta Clara untuk menjadi pacarnya. Clara masih ingat, kalau temannya, Niki, menyukai Nathan, jadi, sebagai teman yang baik, Clara tidak akan pernah menerima Nathan menjadi pacarnya. Dia pun segera menyelesaikan makanannya dan berlari keluar.
Sampai di luar, dia berhenti karena kakinya terasa sakit. Dia lupa memakai kruknya. Clara lalu duduk di kursi terdekat dan mulai merapikan perban yang ada di kakinya. Dari kejauhan, Ray datang membawakan kruk milik Clara. Ray memberikan kruknya dan langsung berlutut untuk memperbaiki perban di kaki Clara. “Gue kira lu suka sama Nathan.” Kata Ray.
“Ngga, gue cuma pengen tau tentang dia aja,” jawab Clara.
Ray bingung dan segera bertanya, “Bedanya apa?”
“Beda banget lah, tertarik sama yang bener-bener suka..” Clara terdiam.
“Udah selesai nih, kaki lu bisa terkilir lagi nanti, jangan lari-lari dulu. Gue duluan ya.” Ray mengakhiri percakapannya.
Clara lalu pulang ke rumahnya. Selama banyak kejadian terjadi, Clara selalu mengirimkan email ke Niki yang masih berada di Malaysia. Emailnya berisi berbagai kerandoman hidup Clara setiap harinya. Niki juga memberitahu Clara kalau operasi transplantasinya berhasil dan dia akan segera pulang ke Bandung.