Mohon tunggu...
Mega Ayu
Mega Ayu Mohon Tunggu... Lainnya - Perfect in Imperfect

"Ah, lagi-lagi dia menghanyutkanku. Membawaku masuk ke sisa jiwanya yang sepi tapi belum mati. Dan di rongga-rongga itu, aku menggigil sedikit. Oh, ini tempatku dulu. Masih terawat walau sedikit lembab"

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

DeniAnsen : Awal pertemuan

21 Desember 2021   16:57 Diperbarui: 21 Desember 2021   17:12 209
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Makasih ya!" Teriakku.

"Aduhhh.. mas Ansen." celetuk Pak Yatno pemilik warung tenda. "Baru lagi nih yee."

"Apaan sih, Pak. Kaya nggak tahu saya aja!"

"Oh.. iya sih beda kalo dibanding sama yang mas Ansen ajak kemarin. Tapi sih, neng Denia baik orangnya, ramah."

Oh, Denia namanya. Entah apalagi yang diucapkan pak Yatno saat itu, aku sudah tidak peduli dan tidak mendengarnya. Aku hanya manggut-manggut dan senyum-senyum seolah setuju dengan pendapatnya. Padahal, diam-diam aku sedang mendengarkan detak jantungku sendiri.

***

5d93a515f829c8535bc5849af1b188f2-61c1a3e317e4ac5f7a0648a2.jpg
5d93a515f829c8535bc5849af1b188f2-61c1a3e317e4ac5f7a0648a2.jpg
pic source: pinterest

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun