Jurnal ini adalah catatan perjalan terakhir dari Pendidikan Guru Penggerak Angkatan (PGP) 7. Setelah melalui pembelajaran pada modul 1 sampai modul 3, kini, Lokakarya 7 yang dilaksanakan selama 7-8 Juli 2023 menjadi kegiatan penutup dari program yang sudah dibuat pada Calon Guru Penggerak (CGP) dalam wujud kegiatan sekolah, produk siswa, hingga prestasi sekolah. Kegiatan ini dilaksanakan di dua tempat. Tanggal 7 Juli 2023 di SMA Negeri 1 Manggar, dan tanggal 8 Juli di Auditorium Zahari MZ. Manggar.
Dalam pemaparan jurnal refleksi dwi mingguan terakhir ini, saya akan menerapkan model refleksi gaya Round Robin. Gaya refleksi ini menjabarkan tentang apa yang sudah dikuasai, apa yang belum dikuasai, hingga apa yang masih membingungkan dari pembelajaran yang sudah diterima. Pertanyaan-pertanyaan pembelajaran ini berkembang dan menyesuaikan dengan pencapaian yang sudah dikuasai dan sebaliknya.
Lokakarya 7 Festival Panen Hasil Belajar PGP7 Kab. Belitung Timur ini memiliki makna perubahan positif di lingkungan belajar sekolah, yang merupakan tanda keberhasilan dari program guru penggerak serta kerja sama berbagai pihak. Konten atau produk yang dihasilkan dari Lokakarya 7 ini yaitu: 1) Rangkuman materi kunci per sub modul, yang dikaitkan dengan perubahan perilaku dan nilai guru penggerak untuk "berpihak pada murid" (dipaparkan di kelas berbagi pada Jumat, 7 Juli 2023 di SMA Negeri 1 Manggar);
- Modul 1.1 tentang Filosofi Pendidikan Nasional Ki Hadjar Dewantara
Melakukan praktik baik "Sosiologram", yaitu belajar Sosiologi melalui Instagram. Praktik baik ini berbasis filosofi pendidikan Ki Hadjar Dewantara, yakni pembelajaran yang menyesuaikan dengan kodrat zaman murid (digitalisasi). Dalam penerapan modul ini terjadi perubahan perilaku yang lebih baik dari guru dan siswa, yang mana siswa lebih mudah dalam belajar dan guru lebih kreatif serta inovatif dalam mengembangkan media pembelajaran.
- Modul 1.2 tentang Nilai dan Peran Guru Penggerak
Menerapkan nilai dan peran Guru Penggerak, yakni menggelar webinar Mengenal Kecerdasan dan Keistimewaan Anak pada Kamis, 17 November 2022. Webinar ini dibuka oleh Kepala Dinas Pendidikan Beltim (Drs. Sarjano). Dalam implementasi modul ini, terjadi perubahan perilaku yang lebih baik dari guru dan siswa, yakni guru mampu menerapkan nilai dan peran guru penggerak dalam wujud pelaksanaan webinar, dan siswa mendapatkan pengetahuan baru terkait webinar tersebut.
- Modul 1.3 tentang Visi Guru Penggerak
Membuat Visi Guru Penggerak dengan dilengkapi tahapan Inkuiri Apresiatif (IA) BAGJA, yaitu "Mewujudkan peserta didik yang bernalar kritis, mandiri, dan kreatif pada pembelajaran di kelas melalui karya literasi di media massa". Dalam penerapan modul ini, terjadi perubahan perilaku pendidik dan peserta didik, dimana guru telah memiliki visi pembelajaran yang menjadi acuan atau goals dalam mengajar, serta siswa belajar menjadi lebih terarah melalui implementasi visi pembelajaran yang sudah guru lakukan.
- Modul 1.4 tentang Budaya Positif
Melakukan sosialisasi kepada rekan guru mengenai Budaya Positif, yaitu: (1) Disiplin positif & nilai-nilai kebajikan (2) Teori motivasi, hukuman & penghargaan; (3) Keyakinan kelas; (4) Kebutuhan dasar manusia & dunia berkualitas; (5) Restitusi 5 kontrol; (6) Segitiga restitusi. Dalam pengaplikasian modul ini, guru menjadi lebih terbuka dan berpedoman pada budaya positif dalam melakukan pembelajaran di kelas, sehingga terjadi perubahan pula pada perilaku siswa yang lebih berdampak positif melalui keyakinan kelas, disiplin positif dan restitusi.
- Modul 2.1 tentang Pembelajaran Berdiferensiasi dan modul 2.2 tentang Pembelajaran Sosial Emosional
Melakukan pembelajaran di kelas yang berbasis kebutuhan murid (pembelajaran berdiferensiasi) dan Pembelajaran Sosial Emosional (PSE). Dalam penerapan modul-modul ini, perubahan perilaku terdapat pada perubahan cara memproduksi konten dan proses pembelajaran bagi guru ke siswa. Untuk perubahan pada siswa sendiri, siswa bisa membuat penugasan yang disesuaikan dengan minat dan jenis produk yang ia inginkan. Selanjutnya, untuk PSE, guru bisa mengintegrasikan PSE dalam pembelajaran di kelas, agar didapatkan suasana belajar yang mindfulness (kesadaran penuh) bagi siswa. Menggunakan PSE di kelas berarti guru sudah menerapkan kreativitas dan upaya menyatukan pembelajaran secara emosional.
- Modul 2.3 tentang Coaching untuk Supervisi Akademik
Mengimplementasikan praktik coaching kepada rekan sejawat. Praktik ini dilakukan untuk meningkatkan kompetensi coach, manajemen kelas, pembelajaran berdiferensiasi, dan PSE bagi guru. Untuk murid sendiri, perubahan perilaku terjadi ketika guru berhasil menerapkan pembelajaran berdiferensiasi dan PSE dengan baik.
- Modul 3.1 tentang Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-nilai Kebajikan sebagai Pemimpin
Mempraktikkan proses pengambilan keputusan, paradigma, prinsip, dan pengujian keputusan di sekolah, dengan dasar pengalaman wawancara bersama kepala sekolah. Perubahan yang terjadi yaitu, guru mendapatkan wawasan dan pengetahuan dari hasil wawancara kepada kepala sekolah untuk selanjutnya merubah perilaku guru tersebut menjadi lebih baik dan berbasis nilai-nilai kebajikan dalam proses pengambilan keputusan pada rapat.
- Modul 3.2 tentang Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya
Melakukan identifikasi secara kolaboratif bersama warga sekolah lainnya tentang aset/ kekuatan/ sumber daya yang dimiliki sekolah. Dalam modul ini, perubahan yang terjadi pada guru dan siswa yaitu, guru dan siswa mampu berkolaborasi dalam memetakan sumber daya sekolah dan mengelolanya dengan baik secara bersama-sama.
- Modul 3.3 tentang Pengelolaan Program yang Berdampak Positif pada Murid
Menjalankan tahapan B (Buat Pertanyaan) & A (Ambil Pelajaran) berdasarkan model prakarsa perubahan B-A-G-J-A yang telah dibuat sebelumnya pada tahapan Demonstrasi Kontekstual dalam sebuah aksi nyata (Kelas Sosioliterasi). Perubahan perilaku yang terjadi pada modul ini yaitu, guru menjadi kreatif dan inovatif dalam menerapkan praktik baik, dan siswa mampu belajar pembelajaran yang baru atau inovatif dari guru. Dalam modul ini, guru mengidentifikasi terlebih dahulu kekuatan sekolah dan selanjutnya melakukan tahapan Gali mimpi, Jabarkan rencana dan Atur eksekusi pada tahapan GJA pada BAGJA.
2) Ringkasan ide pengembangan program berdasarkan masukan dan info dukungan pengunjung. Secara umum, tidak ada masukan yang negatif dari program yang sudah direncanakan dan dieksekusi. Seluruh peserta yang memberikan testimoni menyatakan apresiasi positif terhadap keberhasilan yang sudah diraih program Kelas Sosioliterasi, yakni terkait konsistensi produksi produk tulisan dan adanya prestasi yang diraih dari siswa di Kelas Sosioliterasi ini.
3) Persiapan: media presentasi praktik baik di lingkungan belajar sekolah dan paparan untuk kelas berbagi. Dalam hal ini, media yang saya gunakan dalam menampilkan program dan produk Kelas Sosioliterasi adalah banner, buku, piagam penghargaan, plakat, dan papan akrilik prestasi.
Dalam Lokakarya 7 ini, saya tergabung dalam kelompok KUINI, yang beranggotakan saya sendiri (Ares Faujian), Elvi Yulyadi, Tri Atma Dewi, Marini dan Fatkhul Amam. "KUINI" ini memiliki kepanjangan Kelas Unik, Inovatif dan Kekinian. Kelas ini diampu oleh Ibu Sri Mulyani, M.Pd. selaku pengajar praktik. Penamaan kelompok pada Lokakarya 7 ini disepakati menggunakan nama-nama buah asli Pulau Belitung. Karena pada kegiatan ini merupakan Festival "Panen" Hasil Belajar. Jadi yang dipanen itu adalah buah-buah yang berbentuk program dan produk-produk yang dihasilkan dari program tersebut.
Kelas ini menampilkan produk yang beragam, mulai dari anyaman, keripik, sayur, buku, hingga mading. Dan semua itu adalah hasil produk dari program yang sudah dilaksanakan oleh Calon Guru Penggerak di tempat ia mengajar.
Selain menampilkan deskripsi program dan produk dari pengelolaan program yang berdampak positif pada murid. Kami CGP7 juga telah merampungkan buku yang berjudul "Memimpin Perubahan Sekolah!: Bunga Literasi Pendidikan Guru Penggerak". Buku ini ditulis oleh kelompok CGP7 Fasilitator Ibu Guslaini, yaitu Ares Faujian, Elvi Yulyadi, Tri Atma Dewi, Marini Fatkhul Amam, Septi Ekaningsih, Lusiana, Leni Erlani, dan Giovani Aldia. Buku ini berisi bagaimana seorang Guru Penggerak memimpin perubahan sekolah serta dilengkapi cerita motivasi dan inspiratif dari pengalaman CGP7 selama mengenyam Pendidikan Guru Penggerak selama dari Oktober 2022 hingga Juli 2023.
Apa hal yang paling Anda kuasai setelah pembelajaran hari ini?
Selama PGP ini, dari modul 1.1 tentang filosofi pendidikan nasional Ki Hadjar Dewantara sampai dengan modul 3.3 tentang pengelolaan program yang berdampak positif pada murid yang berjumlah 10 modul, yang paling saya kuasai adalah modul 1.1 tentang filosofi pendidikan nasional Ki Hadjar Dewantara, modul 1.3 tentang visi guru penggerak, dan modul 3.3 tentang pengelolaan program yang berdampak positif pada murid.
Mengapa Anda merasa hal tersebut bisa membuat Anda sangat menguasainya?
Karena modul-modul ini sesuai dengan minat dan passion saya dalam mengembangkan praktik baik di satuan pendidikan, dan modul-modul yang saya sukai ini saling terkoneksi mulai dari landasan program, hingga dimanifestasikan dalam visi hingga wujud program sekolah.
Apa hal yang belum Anda kuasai setelah pembelajaran hari ini? Apa yang akan Anda lakukan untuk mengatasi hal tersebut?
Secara umum, alhamdulillah, seluruh materi PGP sudah saya kuasai. Namun perlu pembiasaan untuk melaksanakan praktik pada modul-modul tertentu agar lebih cakap dalam menerapkannya di kelas atau di sekolah. Modul-modul tersebut yaitu, modul 2.1 tentang pembelajaran berdiferensiasi, terutama dalam perihal pembuatan variasi konten yang disesuaikan dengan gaya belajar murid. Selusi dari permasalahan ini yaitu, guru harus mampu menyediakan konten-konten pembelajaran yang disesuaikan dengan kebutuhan belajar murid.
Kedua, terkait modul 2.2 tentang Pembelajaran Sosial Emosional dengan menerapkan ice breaking sebelum pembelajaran dimulai. Guru dalam hal ini harus mampu mengeksplorasi dan kreatif dalam menyediakan gim atau ice breaking agar pembelajaran di kelas menjadi menarik dan menyenangkan.
Terakhir, terkait praktik coaching kepada rekan sejawat, yang dalam hal ini untuk menerapkan kepada teman sejawat yang lebih tua atau senior. Untuk mengatasi hal ini, saya harus lebih sering menerapkan praktik coaching kepada rekan sejawat yang lebih tua dan banyak berdialog kepada orang-orang yang lebih berpengalaman dalam menyelesaikan permasalahan secara andragogi.
Apa hal yang masih membingungkan Anda dari pembelajaran hari ini? Ceritakan hal-hal apa saja yang membuat hal tersebut membingungkan.
Tidak ada hal yang esensial yang membingungkan dari materi-materi yang sudah dipelajari di PGP ini. Hanya saja penerapan restitusi 5 kontrol itu sebaiknya harus menyesuaikan dengan kondisi daerah. Karena ada daerah yang karakteristiknya masyarakatnya yang keras, sehingga jika penerapan restitusi kontrol dengan lemah lembut atau membiarkan kesalahan tertentu (terutama untuk siswa SMA/SMK), maka hal ini akan dianggap remeh untuk siswa tertentu, hingga nantinya berdampak pada turunnya kewibawaaan guru atau sekolah.
Akhirnya, terima kasih yang luar biasa saya ucapkan kepada Ibu Guslaini selaku Fasilitator, Ibu Sri Mulyani selaku Pengajar Praktik, dan rekan-rekan CGP7 Kab. Belitung Timur yang sudah menjadi keluarga belajar. Dalam pelaksanaan Lokakarya 7 ini, saya juga mengucapkan terima kasih kepada Balai Guru Penggerak Babel, Dinas Pendidikan Kab. Belitung Timur, keluarga besar SMAN 1 Manggar, serta pihak-pihak lainnya yang telah memberikan berbagai dukungan, baik berupa waktu, finansial, sarana prasarana, dsb. Semoga Lokakarya ini menjadi momentum kebangkitan pendidikan yang lebih baik lagi di Belitung Timur. Salam guru penggerak!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H